Polisi Pakistan Dibunuh Saat Mengawal Tim Vaksinasi Polio
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Militan menembak mati seorang polisi Pakistan yang sedang mengawal tim vaksinasi polio pada hari Selasa (29/10), kata polisi, korban terbaru dalam kampanye panjang negara itu melawan penyakit tersebut.
“Dua militan menyerang seorang polisi yang mengawal tim vaksinasi polio. Polisi itu tewas di tempat kejadian. Tim polisi kemudian mengejar dan menewaskan dua penyerang dan fasilitator lokal mereka,” kata Malik Sikandar Khan, seorang pejabat senior polisi di Orakzai, sebuah kota di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa tempat serangan itu terjadi.
Pakistan memulai kampanye vaksinasi nasional pada hari Senin (28/10) untuk melindungi 45 juta anak dari polio setelah lonjakan kasus baru yang menghambat upaya bertahun-tahun untuk menghentikan penyakit tersebut di salah satu dari dua negara yang belum pernah memberantasnya.
Pakistan secara teratur meluncurkan kampanye semacam itu, tetapi kekerasan yang menargetkan petugas kesehatan dan polisi yang ditugaskan untuk mengawal mereka adalah hal yang umum.
Militan secara keliru mengklaim kampanye vaksinasi tersebut merupakan konspirasi Barat untuk mensterilkan anak-anak.
Kampanye tersebut merupakan yang ketiga tahun ini dan akan berlanjut hingga hari Minggu "sebagai tanggapan atas peningkatan kasus polio yang mengkhawatirkan," kata Ayesha Raza Farooq, penasihat perdana menteri untuk program pemberantasan polio. "Kami kembali bersemangat dalam upaya kami untuk memerangi polio," katanya dalam sebuah pernyataan.
Selama kampanye dari rumah ke rumah, anak-anak yang berusia di bawah lima tahun akan divaksinasi dan diberikan suplemen Vitamin A untuk meningkatkan kekebalan mereka.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif baru-baru ini bertemu dengan para pekerja kesehatan garis depan, mendesak mereka untuk memastikan tidak ada anak yang tidak divaksinasi dengan mendatangi rumah ke rumah.
Anwarul Haq, yang merupakan koordinator Pusat Operasi Darurat Nasional untuk Pemberantasan Polio, juga mendesak para orang tua untuk bekerja sama sepenuhnya dengan para pekerja polio. “Polio tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah dengan vaksin yang tersedia secara luas ini,” katanya.
Pakistan telah mencatat 41 kasus di 71 distrik sepanjang tahun ini, kata Farooq. Sebagian besar dilaporkan dari Balochistan barat daya dan Provinsi Sindh di selatan, diikuti oleh Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Provinsi Punjab di timur.
Lonjakan kasus di lokasi-lokasi baru mengkhawatirkan pihak berwenang karena kasus-kasus sebelumnya berasal dari wilayah barat laut yang bergolak yang berbatasan dengan Afghanistan, tempat pemerintah Taliban pada bulan September tiba-tiba menghentikan kampanye vaksinasi dari rumah ke rumah.
Pihak berwenang di Pakistan mengatakan keputusan Taliban Afghanistan baru-baru ini untuk menghentikan kampanye anti polio dari rumah ke rumah akan berdampak di luar perbatasan Afghanistan, karena orang-orang dari kedua belah pihak sering bepergian ke negara masing-masing. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi 18 kasus polio di Afghanistan tahun ini.
Pakistan dan Afghanistan adalah dua negara di dunia yang penyebaran polionya dan tidak pernah terhenti. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit paling menular di dunia, sehingga terus menyebar di mana saja orang-orang tidak divaksinasi secara lengkap. Dalam kasus yang parah, polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan kematian. (AFP/AP)
Editor : Sabar Subekti
Jepang Bahas Rudal Korut
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan bahwa Dewan Keamanan Nasi...