Polisi Pakistan Kembali Selidiki Kasus Pembunuhan Demi Kehormatan
LAHORE, SATUHARAPAN.COM-Polisi Pakistan pada hari Sabtu (21/5) menyelidiki pembunuhan dua saudara perempuan Pakistan-Spanyol sebagai "pembunuhan demi kehormatan." Ini dikenal sebagai sebuah praktik patriarki brutal yang melihat perempuan dihukum mati karena dinilai "mempermalukan" keluarga mereka.
Di Pakistan yang sangat konservatif, perempuan telah ditembak, ditikam, dirajam, dibakar, dan dicekik dengan tuduhan mencemari "kehormatan" keluarga mereka.
Perempuan seperti itu sering dibunuh oleh kerabat mereka sendiri, bertindak di luar hukum untuk menegakkan reputasi keluarga mereka menurut adat istiadat suku kuno.
Polisi di kota Gujrat mengatakan mereka sedang menyelidiki pembunuhan Aneesa Abbas, 24 tahun, dan Arooj Abbas, 21 tahun, sebagai yang terbaru dalam serangkaian pembunuhan demi kehormatan.
Seorang juru bicara mengatakan kepada AFP bahwa keduanya ingin berpisah dari suami Pakistan mereka, dan mereka kemudian dibujuk kembali dari Spanyol ke Gujrat, di mana mereka dicekik dan ditembak pada hari Jumat (20/5) malam.
"Keluarga membuat cerita untuk meyakinkan mereka mau datang ke Pakistan selama beberapa hari," kata juru bicara polisi Gujrat, Nauman Hassan.
"Penyelidikan awal menunjukkan ini adalah kasus pembunuhan demi kehormatan, tetapi masih berkembang dan penyelidikan sedang berlangsung," tambahnya.
Polisi juga mengatakan para perempuan itu "ditekan" oleh pasangan mereka, yang juga sepupu mereka, untuk membantu emigrasi mereka ke Spanyol.
Tujuh anggota keluarga saudara perempuan saat ini dicari karena pembunuhan.
Kedutaan Spanyol di Pakistan tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada hari Sabtu.
Sebagian besar masyarakat Pakistan masih hidup sesuai dengan kode “kehormatan” yang ketat yang secara radikal merusak hak-hak perempuan.
Hak atas pendidikan, hak reproduksi dan pilihan siapa yang akan dinikahi semuanya dibatasi oleh praktik tersebut.
Ada lebih dari 450 pembunuhan demi kehormatan tahun lalu, menurut Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan. Laki-laki terkadang menjadi sasaran tetapi mayoritas korban adalah perempuan, dan diduga banyak kasus yang tidak dilaporkan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...