Polisi-Pemuda Muslim London Bergandeng Tangan Peringati Serangan London
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Polisi, pemuda Muslim dan ratusan orang lainnya bergandengan tangan di jembatan Westminster pada hari Rabu (29/3) untuk menghormati empat orang yang meninggal karena serangan teroris yang membuat resah masyarakat dalam seminggu ini.
Jembatan tersebut menjadi sunyi pada pukul 14.40 waktu setempat untuk memperingati kejadian tersebut saat Khalid Masood mulai menyerang pejalan kaki dan membunuh tiga orang. Masood kemudian dengan brutal menusuk petugas kepolisian di depan halaman Gedung Parlemen.
Polisi mengatakan Massood, yang merupakan warga Inggris, terinspirasi oleh ideologi ekstremis, namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia ada hubungannya dengan kelompok ekstremis ISIS atau Al-Qaeda.
Perawat dan dokter dari RS St Thomas, di mana para korban dirawat, juga ikut dalam aksi tersebut di jembatan Westminster karena dekat dengan rumah sakit.
Anak-anak sekolah juga membawa mawar kuning dan memegang sebuah pelat bertuliskan “Islam menyatakan tidak pada aksi teror” dan “Tolong jangan bunuh orang tak bersalah” ketika mereka berjalan menyeberang menuju River Thames.
Ratusan anggota Asosiasi Pemuda Muslim Ahmadiyah mengenakan kaos dengan pesan: “Saya Muslim, tanyakan apapun pada saya.”
Zafir Malik, seorang imam dari asosiasi tersebut mengatakan kelompoknya ingin menunjukkan penyerangan itu tak ada hubungannya dengan Islam.
“Kami ada di sini untuk menunjukkan bahwa kami bersatu dengan seluruh warga dan menghirmati korban, terutama kepada Keith Palmer (polisi yang tewas dibunuh),” kata dia. “Kami ada di sini dan menunjukkan solidaritas kami terhadap negeri ini.”
Aksi ini digagas untuk menghormati empat orang yang meninggal karena aksi tersebut. Empat orang itu adalah turis Amerika Kurt Cochran (54), pensiunan pembersih jendela Leslie Rhodes (75), administrator sekolah Aysha Frade (44) dan Keith Palmer (48).
Detektif Inspektur John Crossley mengatakan lebih dari 35 orang terluka dalam serangan 22 Maret mulai dari luka ringan hingga patah tulang.
“Pengendara mobil itu dengan sengaja melajukan mobilnya di jalur pejalan kaki dua kali untuk menargetkan pejalan kaki kemudian dia menabrakan kendaraannya ke gerbang parlemen timur dari Gedung Parlemen,” kata Crossley. (apnews)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...