Polisi Prancis Minta Muslimah Buka Burkini Picu Perdebatan
NICE, SATUHARAPAN.COM - Gambar foto seorang wanita mengenakan legging, tunik (jubah gaun pendek) dan jilbab yang sedang berbaring di pantai memicu perdebatan setelah empat polisi di Nice, Prancis menggelilingginya.
Diduga kuat polisi itu meminta wanita tersebut melepaskan burkininya - baju renang Muslim yang menutupi seluruh tubuh hingga kepala, seperti diberitakan alarabiya.net, hari Rabu (24/8).
Rangkaian foto yang dipublikasikan oleh media Inggris menunjukkan wanita itu tampak membuka tuniknya – tidak jelas apakah ia diperintahkan untuk melakukannya atau melakukannya atas kemauan sendiri – sementara seorang polisi lainnya muncul untuk menuliskan denda.
Foto-foto, yang sumbernya tidak jelas itu, menyebabkan kehebohan di Twitter, banyak yang menafsirkan bahwa wanita tersebut dipaksa untuk menanggalkan pakaiannya oleh polisi.
Dibalik tunik, tampak ia mengenakan atasan tanpa lengan.
"Pertanyaan hari itu: Berapa banyak polisi bersenjata yang dibutuhkan untuk memaksa seorang wanita untuk melucutinya di depan umum," kata Andrew Stroehlein, Direktur Media European Human Rights Watch, menulis di Twitter.
Sebuah komentar dari seorang aktivis bernama Sihame Assbague, yang diretweet lebih dari 7.000 kali, mengatakan adegan tersebut telah membuat Prancis menjadi "bahan tertawaan dunia".
"Saya sangat malu,” tulis feminis Prancis, Caroline De Haas.
Hashtag #WTFFrance (What the F*** France) telah menjadi trending Twitter di Prancis.
Nice merupakan salah satu dari sekitar 15 kota di Prancis yang melarang pemakaian burkini di pantai. Otoritas setempat menyatakan larangan tersebut karena burkini bertentangan nilai-nilai sekuler Prancis dan mengancam ketertiban umum.
Seorang ibu mengatakan kepada AFP, hari Selasa (23/8), ia telah didenda di pantai di resor Cannes, Prancis karena mengenakan legging, tunik dan jilbab. Dalam ketetapan di Cannes, siapa pun yang tertangkap melanggar larangan burkini, diancam denda sebesar €38 (sekitar Rp 550.000).
"Saya sedang duduk di pantai dengan keluarga saya. Saya mengenakan jilbab klasik. Aku tidak berniat berenang," kata Siam, 34-tahun, yang hanya memberikan nama depannya.
Let's stop pretending France is the land of "liberté" and "egalité" - when it allows something like this #WTFFrance pic.twitter.com/txSN4vw4In
— âï¸ Elena Rossini âï¸ (@_elena) August 24, 2016
Editor: Diah Anggraeni Retnaningrum
Ajax Akan Gunakan Lagi Logo Tahun 1928
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Klub sepak bola Liga Belanda, Ajax Amsterdam, kembali menggunakan logo la...