Politik Pakistan Tidak Stabil, PM Mengadapi Mosi Tidak Percaya
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Imran Khan untuk sementara selamat dari langkah yang hendak menggulingkannya sebagai perdana menteri Pakistan pada hari Minggu (3/4), karena ada penangguhan pemungutan suara mosi tidak percaya.
Itu terjadi ketika wakil ketua parlemen memblokir seruan mosi tidak percaya dengan menyebutnya sebagai tindakan tidak konstitusional.
Khan, yang nasibnya belum jelas, menyarankan presiden negara itu untuk membubarkan parlemen, karena menyebabkan ketidakstabilan politik baru di negara bersenjata nuklir berpenduduk 220 juta orang itu.
“Saya telah mengirim saran kepada presiden untuk membubarkan majelis,” kata Khan dalam pidato yang disiarkan televisi, merujuk pada legislatif nasional dan negara bagian.
Dia meminta negara untuk mempersiapkan pemilihan baru. Oposisi bersumpah untuk melawan blokade, yang dibuat oleh Wakil Ketua, Qasim Suri, dari partai politik Khan.
“Kami akan menggelar aksi duduk di Majelis Nasional (parlemen). Kami juga bergerak ke Mahkamah Agung hari ini,” Bilawal Bhutto Zardari, ketua oposisi Partai Rakyat Pakistan (PPP), mengatakan kepada wartawan.
Jika pemungutan suara berhasil dan oposisi tetap bersatu, Khan, mantan bintang kriket yang naik ke tampuk kekuasaan pada 2018 tetapi baru-baru ini kehilangan mayoritas parlemennya itu, akan diberhentikan dari jabatannya.
Sebuah surat kabar terkemuka baru-baru ini mengatakan Khan "sebaiknya berhenti," tetapi dia telah mendesak para pendukungnya untuk turun ke jalan pada hari Minggu menjelang pemungutan suara yang direncanakan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...