Politikus AS Kecam Hukuman Pendeta RRT
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Senator Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, dan anggota Kongres AS dari Partai Republik, Chris Smith, masing-masing menerbitkan pernyataan resmi terpisah pada hari Rabu (13/1) yang mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang hukuman bagi pendeta yang berasal dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang saat ini dihukum penjara, Yang Hua.
Seperti diberitakan Christian Times, pada hari Rabu (13/1), Rubio dan Smith, yang merupakan anggota dari Congressional-Executive Commission on China (CECC) atau Komisi Eksekutif Kongres tentang Tiongkok, merilis pernyataan mereka mengutuk vonis Yang.
“Orang-orang percaya ini menginginkan untuk hidup damai dalam iman, namun Pemerintah Tiongkok memperlakukan mereka sebagai musuh negara dan merampas hak-hak mereka yang paling dasar,” kata Rubio dalam pernyataan resmi seperti dilansir China Aid, dan diberitakan Christian Times.
Smith menggambarkan hukuman tersebut sebagai usaha yang menyedihkan dari RRT untuk menekan dan mengendalikan kegiatan keagamaan yang independen. Dia menyerukan pembebasan tanpa syarat terhadap Yang dan sejumlah pendeta asal RRT lain.
Yang – memiliki nama asli Li Guozhi – adalah pendeta dari “Living Stone Church” di Guiyang, ibu kota Provinsi Guizhou. Dia ditahan kepolisian pada 9 Desember 2015 karena mencoba mencegah pihak berwenang yang mengambil hard disk saat melakukan razia di sebuah gereja.
Dia didakwa membocorkan rahasia negara dan secara resmi ditangkap pada 22 Januari 2016. Pendeta mengaku tidak bersalah pada sidang tertutup di Pengadilan Negeri Nanming. Empat hari setelah sidang, pengadilan menjatuhkan vonis, menghukum dia untuk dua setengah tahun penjara.
"Saya melihat Tiongkok mengalami pertumbuhan umat beragama secara signifikan, walau informasi yang berkaitan dengan agama di Tiongkok sangat minim, karena negara tersebut sangat tertutup. Pastor Yang Hua, dan para pemimpin Kristen lain dari sejumlah gereja harus dibebaskan segera," kata Smith.
Pengacara Yang, Zhao Yonglin dan Chen Jiangang, telah menuduh bahwa Yang ditekan oleh jaksa agar mau mengaku.
Pengacara meminta agar jaksa yang menangani kasus ini harus diganti. Pada September 2016, Yang Hua menderita kondisi kesehatan yang serius.
Istri Yang, Wang Hongwu, mengatakan setelah sidang Yang Hua dapat berjalan dengan bantuan petugas penjaga tahanan. Dia mengungkapkan Yang Hua kemungkinan akan mengajukan banding kasus ini, tapi ia belum diizinkan bertemu pengacaranya. (christiantimes.com)
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...