Politisi Anti Kemerdekaan Papua Calon PM Solomon Islands
HONIARA, SATUHARAPAN.COM - Menyusul digulingkannya Perdana Menteri Solomon Islands, Manasseh Sogavare pada hari Senin lalu (06/11), parlemen negara itu akan bersidang pada hari Rabu mendatang untuk memilih PM yang baru.
Kemarin (10/11) adalah batas waktu pengajuan kandidat. Dan menurut radionz,co.nz, situs berita berbasis di New Zealand yang banyak meliput kawasan Pasifik, ada dua kandidat PM yang diusulkan. Pertama adalah John Moffat Fugui dan Rick Hou.
Dua nama ini adalah hasil lobi dari dua kubu yang berseberangan. John Moffat Fugui diusulkan oleh kubu oposisi sedangkan Rick Hou diusulkan oleh kubu Manasseh Sogavare, yang menurut konstitusi, sampai terpilih PM yang baru masih bertindak sebagai pelaksana PM.
Belum diketahui siapa yang akan memenangi pemilihan yang akan memperebutkan 50 suara anggota parlemen. Rick Hou tampaknya berada di atas angin, menurut Solomon Star, namun siapa pun pemenangnya, tampaknya tidak memiliki pilihan lain kecuali berfokus pada masalah ekonomi dalam negeri Solomon Islands yang memburuk.
Tidak Setuju Solomon Islands Intervensi Masalah Papua
John Moffat Fugui, penyandang gelar doktor Ilmu Politik dari Universitas Hawaii, AS, adalah angggota parlemen dari Honiara Tengah. Pada sidang parlemen yang akhirnya memakzulkan Sogavare Senin lalu, ia mengeritik dukungan Sogavare terhadap penentuan nasib sendiri Papua sebagai suatu upaya buang-buang waktu.
Politisi yang lahir pada 9 September 1961 di Fourau, Malaite, Solomon Islands ini, bahkan menyerukan agar Sogavare menarik dukungan dari upaya tersebut. Soalnya, menurut dia, Papua Nugini sebagai negara rumpun Melanesia terdekat dengan Papua pun tak campur tangan atas masalah tersebut.
Politisi dari United Democratic Party ini, sudah berkali-kali menjabat menteri di negaranya, termasuk dalam pemerintahan yang dipimpin Sogavare. Ia pernah menjadi Menteri Lingkungan, Perubahan Iklim, Manajemen Bencana dan Meterologi pada 2010-2012. Ia pun pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Pengembangan SDM (2015-2017) dan Menteri Layanan Publik (Agustus-Oktober 2017).
Pendidikan tinggi ia kecap di luar negaranya. Sarjana muda Ilmu Politik dia raih dari University of Canterbury, Selandia Baru (1986), Dua gelar Magister di bidang politik ia peroleh dari Canterbury University Selandia Baru (1988) dan University of Hawaii, AS (1994).
Ia meraih gelar doktor dari University of Hawaii (tahunnya tidak diketahui) dengan judul disertasi Rethinking State, Development and Democratization in Solomon Islands. Selama kuliah, ia banyak menerima beasiswa dari pemerintah AS dan Selandia Baru.
Rick Hou Fokus pada Ekonomi
Sementara itu kandidat PM lainnya Rick Hou (nama lengkapnya: Rick Houenipwela) berlatar belakang teknokrat. Ia cukup lama berkarier di Bank Dunia, AS, sebelum menjadi anggota parlemen di Solomon Islands untuk selanjutnya pernah menjadi Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan.
Ia berhenti dari Bank Dunia pada tahun 2010 kemudian mencalonkan diri sebagai anggota parlemen dari daerah peilihan Small Malaita. Pada April 2011 ia terpilih menjadi Menteri Layanan Publik, kemudian menjadi Menteri Keuangan pada bulan November 2011 hingga 2014.
Dalam wawancara dengan Solomon Star, Rick Hou mengatakan bila ia terpilih ada dua hal yang menjadi prioritas pemerintahannya, yakni stabilitas politik dan stabilitas fiskal.
"Saat ini kami sedang menetapkan prioritas dan kami harapkan akan diumumkan resmi setelah terpilihnya PM yang baru," kata dia.
"Posisi fiskal pemerintah telah memburuk dengan cepat dan kami sedang mencari cara mengatasinya. Jika tak ada yang dilakukan untuk menghentikan pendarahan fiskal, kita akan menderita dan setiap orang akan menderita dan seluruh bangsa menderita," tutur dia.
Terkait dengan stabilitas politik, ia menilai dalam dua tahun terakhir pemerintahan yang dibentuk oleh koalisi Democratic Coalitian for Change Government yang dipimpin Sogavare sangat tidak stabil. Salah satu sebabnya, kata dia, karena anggota koalisinya terlalu banyak. "Kita tidak dapat mengelola negara dengan pemerintahan yang tidak stabil," tutur dia.
Drama Politik
Panggung politik Solomon Islands, negara bekas jajahan Inggris yang merdeka tahun 1978, kerap dibumbui oleh drama. Perubahan drastis arah politik yang yang tak terduga yang diwarnai pembelotan antarkubu bukan hal asing di negara ini.
Sebagai contoh, kendati Rick Hou adalah salah satu anggota parlemen yang berada di kubu oposisi yang memakzulkan Sogavare, kali ini ia menjadi kandidat PM justru karena dukungan Sogavare.
Solomon Star memberitakan tak lama setelah Sogavare jatuh, tujuh anggota parlemen dari oposisi membelot ke kubu Sogavare. Mereka mengajak Sogavare membentuk pemerintahan koalisi. Rick Hou termasuk yang ikut membelot, disamping Culwick Togamana, Connelley Sandakabatu, Jeremiah Manele, Derek Manu’ari, Peter Tom and Steve Abana.
Bila mereka bergabung dan koalisi Sogavare yang sebelumnya tetap bertahan (dengan 23 kursi di parlemen), kubu Sogavare di atas kertas akan memenangkan pemilihan, karena kursi yang mereka kuasai menjadi 30 dari 50 kursi. Kemungkinan besar mereka akan menjadikan Rick Hou sebagai perdana menteri dan Sogavare sebagai wakil perdana menteri.
Salah saeorang anggota oposisi yang membelot itu mengatakan kepada Solomon Star, mereka memutuskan bergabung dengan kubu Sogavare karena anggota parlemen di kubu mereka tidak mendukung UU Antikorupsi yang diinisiasi Sogavare, serta tidak mendukung posisi Solomon Islands dalam isu Papua.
Pemilihan PM akan berlangsung hari Rabu (15/11).
Editor : Eben E. Siadari
KPK Tetapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Tersangka Kasus...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal PDI Perju...