Loading...
DUNIA
Penulis: Fransiska Sari Indah 11:09 WIB | Sabtu, 20 Juli 2013

Politisi Pakistan Meracuni 22 Orang dan Pesaingnya

Lokasi Peristiwa Pembunuhan oleh seorang politisi (foto:BBC)

URDU, SATUHARAPAN.COM – Polisi Pakistan mencari buronan politisi lokal, karena dia diduga telah meracuni 22 orang, termasuk saingan politiknya,  saingan bisnis, bahkabn sebagian adalah masih keluarga.

Polisi menuduh politisi itu, Arsal Khan Kichi, yang telah menyewa seorang juru masak untuk meracuni makanan di rumah sepupunya bulan lalu. Sekitar 50 orang jatuh sakit setelah mengonsumsi makanan itu dan 22 orang di antaranya meninggal.

Saat ini polisi menunggu keterangan laporan medis yang mengkonfirmasi keracunan tersebut. Khichi kalah dari sepupunya dalam pemilihan umum di Punjab. Menurut keterangan polisi, pesaingnya tersebut selamat, karena sedang tidak ada di rumah saat peristiwa peracunan itu terjadi. Namun keberadaan Khichi saat ini di Dubai, dan ia belum mengomentari tuduhan tersebut.

Polisi percaya bahwa penyebab terjadinya peristiwa keracunan ini akibat adanya perseteruan politik dan hubungan bisnis dalam keluarga itu.

Polisi menginterogasi seorang juru masak tersebut, Mohammad Rafiq, dan ia mengaku bahwa dia di bayar oleh Arsal Khichi untuk meracuni makanan tersebut.

Rafiq mengaku bahwa ia telah meracuni makanan itu setelah ia mendapatkan 100.000 rupee atau sekitar US$ 1.000 (Rp 10.059.000) dari Arsal Khichi. Saat ini polisi sedang mencari surat perintah penangkapan Arsal khichi yang melarikan diri ke Dubai pada hari Senin (15/7) silam.

Juru masak itu mengatakan bahwa keberadaan Arsal saat ini di Dubai dan saat ini ia sedang menjalankan bisnis disana.Peristiwa keracunan tersebut terjadi pada Minggu (9/6) di kota Mailsi sekitar 70 km (45 mil) sebelah tenggara dari Multan, Punjab, Pakistan.

Pada pemilihan umum di Provinsi Punjab, Arsal Khan Khichi kalah dari sepupunya, Jehanzaeb Khan Khichi. Jehanzaeb Khan Khichi mengatakan, jika Arsal Khichi mengaku tidak terlibat dalam kasus ini, sebaiknya dia harus berani menghadapi pengadilan dan membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. (bbc.co.uk)

 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home