Polri: Jangan Gubris Ajakan di Video ISIS
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM — Kepala Bidang Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Komisaris Besar Agus Rianto meminta masyarakat mewaspadai dan tidak mengubris ajakan untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan jumlah warga Indonesia yang telah bergabung dengan kelompok radikal tersebut. Meski demikian, Polri terus mewaspadainya.
"Kita harus mewaspadai situs internet atau blog tertentu, karena itu bisa dibuat oleh siapa saja, di mana saja, dan untuk kepentingan yang kita belum ketahui dengan pasti. Kita harus waspada apabila ada ajakan atau informasi yang belum kita ketahui. Berkaitan dengan teknologi informasi, kita berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI),” ucap Kombes Agus seperti dikutip dari voaindonesia.com, Jumat (1/8).
Ia pun menuturkan lembaganya kini sedang berkoordinasi dengan Kominfo RI terkait beredarnya video yang berisi ajakan bergabung dengan kelompok ekstrimis ISIS yang dilakukan warga negara Indonesia.
Dalam video berdurasi delapan menit yang berjudul “Ayo Bergabung”, seseorang menyebut dirinya Muhammad Al Indonesi tampil berapi-api meminta dukungan warga Indonesia lainnya bagi perjuangan ISIS.
Pemerintah Harus Waspada
Direktur Aliansi Indonesia Damai yang juga pemerhati masalah Timur Tengah dan Dunia Islam Hasibullah Satrawi mengatakan ISIS telah melihat kelompok-kelompok radikal di Indonesia untuk bergabung dengan mereka.
Untuk itu dia meminta pemerintah harus benar-benar mewaspadai dan mengantisipasinya.
"Secara komunikasi politik ini menunjukan bahwa Indonesia menjanjikan bagi pasar bebas berbagai macam idiologi terutama terorisme, ini bisa kita lihat dari bahasa yang digunakan, orang yang ditampilkan. Orang yang digunakan orang Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia maka secara komunikasi politik, video ini sedang ditujukan kepada masyarakat Indonesia, simpatisan ISIS di Indonesia agar bergabung dalam gerakan ini," papar Hasibullah.
BNPT Antisipatif
Menanggapi ISIS, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai menyampaikan akan mengambil langkah antisipatif untuk mencegah bergulirnya aksi teror di Indonesia, termasuk bekerja sama dengan beberapa negara.
Menurut Ansyaad, umumnya mereka yang menyatakan kesetiaan kepada ISIS adalah anggota kelompok yang merupakan pecahan dari Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorut Tauhid, atau Negara Islam Indonesia.
Ia juga menyampaikan bahwa BNPT menemukan adanya pendukung kelompok radikal ISIS di Jakarta, Solo, dan Nusa Tenggara Barat. Di Jakarta, Senin (16/6) lalu, para pendukung ISIS berunjuk rasa menolak demokrasi dan sekularisme.
Menurut Kepala BNPT itu, ISIS awalnya dibentuk dengan tujuan memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak, pada tahun 2013, dan dipimpin oleh Abubakar Al Baghdadi. Tahun 2010, Al Baghdadi diduga sebagai pemimpin Al-Qaida di Irak yang kemudian menjadi ISIS.
Editor : Bayu Probo
Sudinkes Jaksel Tangani Pengobatan ARV 655 Pengidap HIV
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan menangani sebanyak...