Polusi Asap Kebakaran Riau Kembali Memburuk
PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Asap kebakaran lahan dan hutan makin pekat, mengakibatkan indeks pencemaran udara di sejumlah daerah di Provinsi Riau kembali menurun ke tingkat berbahaya.
Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau di Pekanbaru, Rabu (26/3), indeks pencemaran udara yang terpantau di daerah Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, mencapai 500 PSI (pollutant standard indeks), atau di atas 300 PSI, yang menunjukkan pada level "Berbahaya" .
Sejumlah daerah lainnya juga menunjukkan kualitas udara menurun menjadi tidak sehat. Terpantau di dua alat indeks pencemaran udara milik perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia di Duri, Kabupaten Bengkalis yang menunjukkan angka 105 dan 156.
Indeks pencemaran di daerah Libo juga mencapai 169, dan di Minas Kabupaten Siak mencapai 101.
"Riau kembali berasap," kata Kepala Divisi Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo.
Satelit NOAA-18 pada 25 Maret pukul 18.00 WIB memantau ada 41 titik panas (hotspot), meningkat dari pantauan sehari sebelumnya yang hanya memantau 5 titik panas. Titik panas tersebar di Kabupaten Rokan Hilir 12 titik, Bengkalis (11), Dumai (7), Siak (5), Pelalawan (3), Kepulauan Meranti (3). Sementara itu, pemantauan dari Satgas Pasukan Darat menandai ada 28 titik kebakaran besar di lapangan.
Informasi dari BMKG menyebutkan, angin bertiup dari arah utara sampai dengan timur laut dengan kecepatan 5-20 knot per jam relatif cukup kencang. Prospek cuaca menunjukkan Riau baru akan dilanda hujan sekitar 28 Maret dikarenakan kelembaban di level 10.000 dan 19.000 kaki (feet) cukup kering.
"Berdasarkan prediksi Fire Danger Rating System, potensi tingkat kerentanan dan pengendalian kebakaran tinggi di sebagian besar wilayah Riau, terutama di bagian utara dan pesisir timur," katanya.
Munculnya kembali titik api dan asap sebelumnya juga memaksa Satgas Darurat Asap Riau mengevakuasi 24 warga akibat permukiman warga di Kabupaten Siak, Riau, terkepung asap kebakaran lahan. "Dari puluhan warga yang diungsikan, dua di antaranya balita dan delapan anak-anak," kata Kepala Penerangan Satgas Tanggap Darurat, Kolonel Robert.
Sebanyak delapan keluarga atau 24 jiwa diungsikan. Mereka warga Desa Dayun Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Keputusan mengevakuasi diambil Satgas pada 24 Maret lalu karena permukiman warga desa tersebut sudah terkepung api dan asap akibat kebakaran dari lahan perkebunan kelapa sawit yang dibangun Pemerintah Kabupaten Siak. Berdasarkan data Satgas, kebakaran di Siak sudah lebih dari 10.600 hektare, dengan lebih dari 400 hektare merupakan kebun sawit Pemda.
"Jarak api ke perumahan warga hanya 15 meter, sementara jarak pandang di bawah tujuh meter," ujar Kolonel Robert.
Ia mengatakan, upaya pemadaman terus dilakukan, baik menggunakan pasukan darat yang dibantu delapan helikopter bom air, ataupun dengan modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan. Khusus pasukan darat, sebanyak satu brigade personel TNI sudah diperbantukan di Riau sejak operasi terpadu diintensifkan pada akhir Maret lalu. "Total pemadaman satgas darat dari 27 Februari hingga 25 Maret ada 217 titik yang luasnya sekitar 20.767 hektare, dengan perincian titik api 28 titik dan titik padam 189 titik," katanya. (Ant)
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...