PON Papua: Akibat Angin Kencang Atlet Terjun Pilih Selamatkan Diri
TIMIKA, SATUHARAPAN.COM-Tiga atlet terjun payung beregu putri dari Papua Barat, gagal mendarat sempurna pada pertandingan babak II Terjun Payung PON XX Papua, kategori ketepatan mendarat beregu dan perorangan putra-putri yang dilaksanakan di venue lapangan kantor pusat pemerintahan kabupaten Mimika, hari Selasa (3/10).
Pelatih terjun payung Papua Barat, Sumeri mengakui adanya dorongan angin yang kencang membuat tiga atlet putri asuhannya menjauh dari landasan. Dengan terpaksa, ketiganya memilih mengamankan diri dan tidak bisa masuk dalam titik lingkaran pendaratan.
Tiga atlet putri ini yakni Jose Damayanti, Desy dan Siswi. Ketiganya merupakan penerjun senior dan telah cukup banyak mengikuti event tingkat nasional maupun internasional.
“Anginnya kencang. Itu melampaui batas untuk ketepatan mendarat. Itu sebenarnya hanya untuk mengamankan diri saja,” ungkap Sumeri.
Menurut dia, wasit dan official telah mengajukan rejump (terjun ulang) agar melakukan pendaratan berikutnya. Namun, semua tergantung pada putusan ketiga atletnya.
“Sebetulnya saat mereka mulai terbang dan melepas parasut, sudah ada permintaan dari wasit agar rejump. Mereka mulai diterjang angin di ketinggian yang sama,” katanya.
Technical Delegate Cabang Terjun Payung PON XX, Achmad Effendi Soen, menjelaskan, untuk pertandingan terjun payung akan dilaksanakan dalam delapan babak. Namun, pelaksanaannya tergantung cuaca.
Di Babak II, kategori ketepatan mendarat ini ada lima tim yang terjun, yakni Aceh Putra, DIY Putra, Papua Barat Putri, Jabar Putri dan Jateng Putra.
“Babak satu sudah selesai dan sekarang ini pertandingan babak kedua. Kendalanya, cuacanya seperti apa. Kalau pesawat sudah oke dan mungkin besok dan bantuan penambahan pesawat lagi,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...