Ponpes Kaliopak Gelar Program “Bulan Syiar Muharam 1441 H”
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bertempat di Pendopo Ponpes Budaya Kaliopak, Jumat (6/9) sore digelar jumpa pers program “Bulan Syiar Muharam 1441 H.” Jumpa pers menghadirkan Misbachul Munir selaku ketua pelaksana, kurator pameran A Anzieb, serta M Jadul Maula mewakili Ponpes Budaya Kaliopak.
Misbachul Munir menjelaskan bahwa salah satu kegiatannya adalah pameran “Lir Ilir” yang merupakan rangkaian program Bulan Syiar Muharam 1441 H yang dihelat oleh Ponpes Kaliopak hingga akhir bulan Muharam tahun ini dengan beberapa kegiatan lain selama pameran berlangsung.
“Bulan Syiar Muharam kali ini mengambil tema Bangkitnya Sura Kami. Ini merupakan representasi dari wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan representasi dari ide, gagasan serta etos umat Islam dalam menjaga syariat Nabi Muhammad SAW. Untuk menjaga keberlangsungan warisan kearifan tradisi dalam memuliakan bulan Muharam atau Sura, yang ada di tengah masyarakat, maka akan diadakanlah program ini,” jelas Misbachul Munir saat jumpa media.
Munir menambahkan dalam kalender Sultan Agungan bulan Muharam disebut sasi Sura. Masyarakat Jawa memiliki banyak ragam tradisi untuk menyambut dan memuliakan bulan Sura. Seperti halnya warga masyarakat Yogyakarta yang setiap malam 1 Sura mengikuti laku tapa bisu mubeng beteng (mengelilingi tembok Keraton Yogyakarta dalam keadaan diam/tidak berbicara) dan paginya diadakan upacara Garebeg Suro. Upacara-upacara yang dilaksanakan masyarakat Jawa merupakan wujud apresiasi atas keutamaan bulan Muharam. Inti dari ritus tersebut sebagai sarana untuk memupuk keimanan sekaligus menciptakan ruang sosialisasi sesama manusia.
“Ini menjadi pameran seni rupa yang keempat yang digelar di Ponpes Kaliopak. Jarak penyelenggaraannya memang relatif lama. Pertama kali pada tahun 2010 bertajuk Inventory yang dibuka oleh Rieke Diah Pitaloka menghadirkan seniman-perupa senior. Sebenarnya lebih sebagai reuni, lintas bangsa lintas agama,” jelas pendiri Ponpes Kaliopak M Jadul Maula.
Selain pameran seni rupa Ponpes Kaliopak rutin membuat diskusi serta kajian-kajian salah satunya kitab-naskah kuno nusantara. Diakui Jadul Maula, adanya pendekatan budaya dalam kegiatan di pesantren yang didirikannya membuka ruang dialog yang lebih cair di antara elemen masyarakat sehingga kegiatan keagamaan maupun budaya bisa saling berdampingan dan saling menguatkan.
Setelah pada bulan April lalu diluncurkan ruang pamer Ponpes Kaliopak menjadi Galeri Kaliopak, Jadul menyampaikan bahwa kedepan telah disusun program reguler secara bertahap agar galeri, ruang seni, maupun ponpes Kaliopak bisa lebih berdaya guna dalam mendorong dialog-dialog keberagaman dan keberagamaan.
Mengawali rangkaian program Bulan Syiar Muharam 1441 H, pada Sabtu (7/9) malam akan dibuka pameran “Lir Ilir” yang dimeriahkan parade musik shalawat dan pembacaan puisi. Pada setiap akhir pekan diadakan ragam kegiatan lainnya di antaranya bedah buku karya M Jadul Maula berjudul Islam Berkebudayaan.
Puncak acara Bulan Syiar Muharam 1441 H dilaksanakan pada Sabtu (28/9) dengan pagelaran wayang kulit lakon “Jumenengan Parikesit” oleh Ki Dalang Sigit Wahyu Saputro. Pagelaran wayang tersebut nantinya menjadi penanda ditutupnya rangkaian kegiatan Bulan Syiar Muharam 1441 H.
Keseluruhan program dilaksanakan di Komplek Pondok Pesantren Kaliopak, Klenggotan RT 04, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Informasi seputar program Bulan Syiar Muharam 1441 H bisa menghubungi Misbachul Munir (085743999357), atau Iin (082243274476).
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...