Popong: Perhatian pada Mantan Pejuang Masih Kurang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi X DPR Fraksi Partai Golkar Popong Otje Djundjunan menilai perhatian Pemerintah Indonesia terhadap keluarga mantan pejuang masih kurang sesuai dan perlu dikaji kembali. Menurut dia, tidak sulit bagi pemerintah untuk member perhatian lebih, baik dari sisi moril ataupun finansial.
“Banyak mantan pejuang kita yang hidupnya bisa dikatakan kasian. Jadi menurut saya, perhatian pemerintah kurang sesuai dengan jasa yang sudah diberikan para pejuang itu,” kata sosok yang akrab disapa Ceu Popong itu kepada satuharapan.com, di Ruang Rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/11).
“Tapi bukan berarti tidak ada sama sekali, toh tidak terlalu sulit bagi pemerintah untuk memberi perhatian lebih, baik secara moril maupun financial,” dia menambahkan.
Ceu Popong pun memberi contoh dengan apa yang telah dia lakukan kepada mantan anak buah alamarhum suaminya yang dulu pernah menjadi komandan perang. Ia mengatakan telah menyekolahkan beberapa mantan anak buah almarhum suaminya itu, sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, bahkan ada yang dibantu hingga menyelesaikan pendidikan di level universitas.
“Tidak butuh biaya triliunan rupiah untuk melakukan itu, paling tidak penghargaan kita. Tidak salah kita memberi bantuan finansial kepada mereka,” ucap dia.
Sosok yang menjadi pemimpin sementara dalam Rapat Paripurna pemilihan pemimpin DPR periode 2014-2019 itu berpandangan hal tersebut bisa dilakukan lewat Kementerian Sosial. Terlebih karena kelompok pejuang atau veteran itu kini telah memiliki organisasi, seperti Dewan Harian Daerah Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 (DHD 45) dan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
“Satu ungkapan yang menurut saya bagus dan harus selalu kita ingat, yaitu bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai para pahlawannya,” dia menegaskan.
Menjadi Baik
Ceu Popong juga mengajak seluruh masyarakat menyadari bahwa Indonesia memiliki orang-orang yang berkorban untuk bangsa dan negara dengan cara masing-masing. Oleh karena itu, di hari bersejarah 10 November ini, dia berharap agar masyarakat tidak lupa pada pahlawannya, dengan kata lain menjadi kurang ajar.
“Jadi baik di sekolah ataupun instansi (swasta/pemerintah), sebaiknya kita member waktu untuk mengheningkan cipta beberapa saat, agar para pahlawan yang telah mendahului kita mendapat tempat yang sesuai dengan pengorbanannya,” ujar Anggota Komisi X DPR itu.
“Walaupun saya percaya, Tuhan Maha Adil, dan mereka mendapatkan tempat terbaik,” dia menambahkan.
Pada akhirnya Ceu Popong mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan hal terbaik, sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing. “Misalnya jadi wartawan yang baik, jadi guru yang baik, kalau kita wakil rakyat mau itu di DPR atau DPRD jadi yang baik, pengusaha jadi yang baik, menteri juga demikian harus baik, artinya melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab,” ujar dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...