Powell: Israel Arahkan 200 Hulu Ledak Nuklirnya ke Iran
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Dalam sebuah email pribadi tahun lalu yang dibocorkan oleh peretas pekan ini, mantan Menteri Luar Negeri AS, Colin Powell, mendiskusikan senjata nuklir Israel dengan seorang temannya dan mengatakan negara itu memiliki 200 hulu ledak nuklir.
Kendari Israel secara luas diyakini telah mengembangkan nuklir beberapa dekade lalu, belum pernah negara itu dideklarasikan sebagai negara nuklir. Keberadaan program senjata nuklirnya dianggap merupakan informasi rahasia oleh pemerintah Israel dan AS.
Powell, seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat yang telah menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih dan kepala Staf Gabungan, mengatakan kepada The Associated Press pada hari Jumat melalui juru bicara bahwa apa yang dia katakan dalam email itu merujuk pada perkiraan publik terhadap nuklir Israel.
"Jenderal Powell belum mendapat penjelasan atau memiliki pengetahuan dari sumber-sumber AS akan keberadaan dan atau ukuran kemampuan nuklir Israel," kata pernyataan itu. "Dia, seperti banyak orang, percaya bahwa mungkin ada kemampuan (membuat nuklir) dan jumlah 200 telah menjadi spekulasi didasarkan pada sumber-sumber terbuka."
Ia menambahkan: "Email ini ditulis 10 tahun setelah ia meninggalkan pemerintahan dan belum menerima laporan tentang hal-hal yang rahasia."
Dalam percakapan lewat email pada Maret 2015 memakai akun Gmail pribadi, Powell membahas pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang ketika itu disampaikan pada sesi gabungan Kongres. Pemimpin Israel konservatif itu bersikukuh menentang kesepakatan yang diusulkan oleh Presiden Barack Obama untuk mengekang program senjata nuklir Iran.
"Iran tidak dapat menggunakan satu pun (nuklir mereka) jika mereka akhirnya berhasil membuatnya," Powell menuliskan hal itu kepada donatur Partai Demokrat,Jeffrey Leeds, pendiri hedge-fund yang duduk sebagai anggota Dewan Colin L. Powell School for Civic and Global Leadership di City College of New York.
"Orang-rang di Teheran tahu Israel memiliki 200, semua diarahkan ke Teheran, dan kami memiliki ribuan," demikian bunyi email tersebut, sebagaimana dilansir oleh foxnews.com.
Itai Bardov, juru bicara Kedutaan Besar Israel di Washington, menolak membahas email Powell.
Ditanya tentang masalah ini, juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby juga menolak berkomentar.
"Saya tidak akan membahas masalah-masalah intelijen," kata Kirby. "Kami mendukung perjanjian nonproliferasi nuklir."
Powell bukan pejabat teras pemerintah AS pertama yang membahas secara terbuka nuklir Israel. Mantan Presiden Jimmy Carter pernah mengatakan dalam wawancara dan pidatonya bahwa Israel memiliki antara 150 dan 300 hulu ledak.
Tapi di AS biasanya masalah seperti ini tidak dibicarakan secara terbuka oleh mereka yang bekerja untuk pemerintah AS. Bahkan anggota Kongres secara rutin diperingatkan untuk tidak menyebutkan keberadaan senjata nuklir Israel, kata Avner Cohen, seorang profesor di James Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies of Monterey.
Email Powell yang bocor ini hanya lah satu dari ribuan email yang awal pekan ini diposting ke situs web DCLeaks.com, yang oleh para pembela Hillary Clinton dipakai sebagai pembelaan atas tuduhan kepada capres Partai Demokrat itu yang menggunakan email pribadi ketika masih aktif sebagai Menlu.
Hillary telah menghadapi kritik bertubi-tubi dari Partai Republik atas percakapan email dengan para pembantunya yang berisi informasi sensitif pemerintah.
Powell juga menggunakan akun email pribadi America Online untuk berkomunikasi dengan para pejabat senior AS dan pejabat asing saat menjabat sebagai diplomat di bawah Presiden George W. Bush. Namun, Powell mengatakan ia tidak pernah membahas informasi rahasia melalui akun pribadinya.
Editor : Eben E. Siadari
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...