Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 13:09 WIB | Jumat, 14 Februari 2025

Prabowo: RI dan Turki Sepakat Tuntaskan CEPA untuk Perluas Akses Pasar

Presiden RI Prabowo Subianto (berdiri) menyaksikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tengah mengisi buku tamu kenegaraan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/2/2025). (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa pemerintah Indonesia dan Turki telah sepakat menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dan memperluas akses pasar untuk produk kedua negara.

Hal itu disampaikan Presiden Prabowo dalam pertemuan bilateral dan dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, hari Rabu (12/2).

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan antara dua negara dengan saling menguntungkan kedua negara, juga mempercepat finalisasi kesepakatan CEPA di antara kita. Kami sepakat untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk kedua negara," kata Presiden Prabowo dalam pernyataan pembuka pertemuan bilateral di hadapan para delegasi yang hadir.

Presiden Prabowo menilai kemitraan Indonesia dan Turki ditujukan untuk kemakmuran rakyat kedua negara, serta untuk tatanan dunia baru yang lebih baik, yang mengarah pada perdamaian dan stabilitas dunia.

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia, kedua pemimpin juga melaksanakan Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High Level Strategic Cooperation Council).

Menurut Presiden, pertemuan bilateral dan pertemuan HLSCC ini membuktikan bahwa kemitraan Indonesia dan Turki sangat kokoh dan solid.

"Juga hari ini adalah High Level Strategic Cooperation Council Meeting yang pertama. Sekali lagi terima kasih. Indonesia tidak banyak memiliki mekanisme bilateral reguler tingkat kepala negara," kata Presiden Prabowo.

Hubungan Batin RI-Turki Terjalin 75 Tahun

Presiden RI Prabowo Subianto menilai hubungan batin antara Indonesia dan Turki cukup dalam setelah hubungan diplomatik kedua negara terjalin selama 75 tahun, bahkan sejak masa kekaisaran Usmani-Ottoman.

"Bertepatan tahun ini adalah 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki. Lagi pula hubungan Indonesia dengan Turki sudah cukup lama dari masa kekaisaran Usmani-Ottoman. Sehingga hubungan batin di antara kita cukup dalam," kata Prabowo dalam pernyataan pembuka di hadapan para delegasi yang hadir.

Dalam sambutannya, Presiden menyatakan kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan beserta delegasi ke Indonesia pada 11-12 Februari ini merupakan sebuah kehormatan besar bagi bangsa Indonesia.

Presiden Prabowo pun berkelakar seharusnya dia yang melakukan kunjungan resmi terlebih dahulu ke Turki. Hal itu mengingat Presiden Erdogan telah terpilih kembali sebagai Presiden pada 2023 lalu, serta menjadi Presiden terlama di Turki setelah memimpin selama 20 tahun.

"Seharusnya saya yang terlebih dahulu datang dalam kunjungan resmi ke Turkiye. Karena Presiden Erdogan adalah dari segi pengabdian adalah senior, seorang Presiden yang senior. Tapi saya terima kasih kedatangan yang mulia," kata Prabowo.

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia, kedua pemimpin juga melaksanakan Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High Level Strategic Cooperation Council/HLSCC).

Menurut Presiden, pertemuan bilateral dan pertemuan HLSCC ini membuktikan bahwa kemitraan Indonesia dan Turki sangat kokoh dan solid. "Juga hari ini adalah High Level Strategic Cooperation Council Meeting yang pertama. Sekali lagi terima kasih. Indonesia tidak banyak memiliki mekanisme bilateral reguler tingkat kepala negara," kata Presiden Prabowo.

Prabowo didampingi sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dalam pertemuan bilateral itu, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Hadir pula Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Perumahan dan Permukiman Maruarar Sirait, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Duta Besar RI untuk Republik Turki Achmad Rizal Purnama.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home