Pramuka Perempuan AS Persiapkan Remaja Putri di Tempat Kerja
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Citra Pramuka perempuan dalam abad terakhir, digambarkan sebagai anak-anak perempuan yang bernyanyi mengelilingi api unggun, mendapat lencana, dan menjual kue.
Sementara pramuka perempuan masih melakukan kegiatan itu, mereka juga mulai punya keterampilan untuk membantu karier mereka.
Seperti yang dilaporkan Faiza Elmasry, grup Pramuka Perempuan atau Girl Scout ini, bukan hanya citra yang menyegarkan, tetapi juga memperbarui misinya untuk mempersiapkan gadis-gadis muda di tempat kerja.
Pemberdayaan melalui keterampilan dan membangun kepercayaan diri tetap menjadi tujuan dari abad ini, semua kelompok perempuan. Tapi sekarang ada lebih banyak penekanan pada membantu anak perempuan unggul dalam sains, teknologi, teknik dan matematika atau STEM.
Para pemimpin Pramuka berharap, pendekatan baru akan membantu kelompok bertahan menghadapi tantangan baru, seperti keanggotaan yang menurun. Selama satu setengah dekade terakhir, jumlah gadis pramuka telah turun dari hampir 3 juta anak perempuan menjadi sekitar 1,76 juta. Ada lebih sedikit relawan dewasa juga. Megan Ferland, yang memimpin Girl Scouts of Western Washington, mengatakan pramuka terlibat dalam aktivitas baru seperti robot dan teknologi.
"Saya percaya bahwa STEM untuk anak perempuan sangat penting, karena karier STEM diproyeksikan menjadi sangat penting selama beberapa dekade berikutnya, dan tidak ada cukup perempuan dalam karier tersebut dan diproyeksikan untuk tidak berada dalam karier tersebut," katanya.
The Boy Scouts, mulai menerima gadis-gadis ke dalam program-programnya tahun lalu, tetapi Pramuka tidak akan mengikutinya. Menyisakan klub khusus wanita baik-baik saja bagi Mai-Linh Tran.
"Saya pikir Pramuka benar-benar memberikan pengalaman unik untuk semua anak perempuan, karena itu seperti lingkungan perempuan dan saya pikir itu sangat penting, karena memberi perempuan kesempatan untuk bekerja dengan gadis lain dan bekerja dengan para pemimpin perempuan untuk menemukan sendiri semacam pemberdayaan," katanya.
Tran telah menjadi Pramuka sejak dia di kelas pertama. Tahun ini, ia memenangkan salah satu penghargaan tertinggi organisasi, Penghargaan Emas elite untuk pekerjaannya di bidang robotika.
"Untuk membangun ekuitas, Anda harus mulai dari basis dan itu berarti dengan anak-anak. Jadi Pramuka adalah peluang besar, karena memungkinkan anak-anak dari segala usia, bahkan sebagai siswa kelas satu, para gadis mendapatkan kesempatan ini untuk menemukan sendiri kekuasaan," kata Mai-Linh Tran.
Di kamp yang baru dibuka sepanjang tahun di Dallas, STEM Centre of Excellence, gadis-gadis dari segala usia menjelajahi berbagai program, dan mendapatkan keterampilan di bidang STEM. Mereka juga terlibat dalam kegiatan yang lebih tradisional, seperti layanan masyarakat, dan menjual kue. (Voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...