Prancis Ingin Ukraina Menang Perang, Integritas Teritorialnya Dikembalikan
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Prancis tidak mau memberikan konsesi kepada Rusia dan ingin Ukraina memenangkan perang melawan pasukan invasi Moskow dengan integritas teritorialnya dipulihkan, kata seorang pejabat kepresidenan Prancis pada hari Jumat (10/6), ketika Paris berusaha meredakan kekhawatiran atas sikapnya dalam konflik.
Presiden Emmanuel Macron dikritik oleh Ukraina dan sekutu Eropa Timur setelah menerbitkan wawancara pada hari Sabtu mengutip dia yang mengatakan sangat penting untuk tidak "mempermalukan" Rusia, sehingga ketika pertempuran berakhir bisa ada solusi diplomatik.
“Seperti yang dikatakan presiden, kami menginginkan kemenangan Ukraina. Kami ingin integritas teritorial Ukraina dipulihkan," kata pejabat itu kepada wartawan ketika ditanya tentang komentar penghinaan Macron.
Macron telah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara teratur sejak invasi 24 Februari sebagai bagian dari upaya untuk mencapai gencatan senjata dan memulai negosiasi yang kredibel antara Kiev dan Moskow, meskipun ia tidak mendapatkeberhasilan nyata untuk ditunjukkan.
“Tidak ada semangat konsesi terhadap Putin atau Rusia dalam apa yang dikatakan presiden, ketika dia berbicara kepadanya secara langsung, itu bukan kompromi, tetapi untuk mengatakan bagaimana kita melihat sesuatu.”
Pejabat itu membela posisi Macron dengan mengulangi bahwa harus ada solusi yang dinegosiasikan untuk perang dan dengan alasan bahwa komentar presiden tidak selalu sepenuhnya dipertimbangkan. Paris, katanya, adalah pendukung utama sanksi dan memberikan dukungan militer yang kuat ke Ukraina.
Beberapa mitra timur dan Baltik di Eropa melihat Macron menjaga dialog terbuka dengan Putin sebagai upaya untuk mendorong Putin ke meja perundingan. Di tengah kelesuan, Macron akan melakukan perjalanan ke Rumania dan Moldova pada 14-15 Juni untuk menunjukkan dukungan Paris bagi dua negara yang paling terpapar dengan peristiwa di Ukraina.
Prancis memiliki sekitar 500 tentara di sana dan mengerahkan sistem rudal darat-ke-udara sebagai bagian dari kelompok pertempuran NATO yang dipimpinnya di Rumania.
Pejabat itu mengatakan Macron akan mengunjungi pasukannya untuk menggarisbawahi komitmen Paris terhadap aliansi tersebut.
Macron belum pernah ke Kiev untuk menawarkan dukungan politik simbolis seperti yang dilakukan para pemimpin Uni Eropa lainnya, dan Ukraina menginginkannya. Pejabat kepresidenan tidak mengesampingkan kunjungan Macron. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Banjir Bandang Menerjang Kabupaten Tapanuli Selatan, 10 Warg...
MEDAN, SATUHARAPAN.COM- Banjir bandang menerjang Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara,...