Prancis Selidiki Kemungkinan Peracunan terhadap Jurnalis Anti Perang Rusia
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Jaksa Prancis telah membuka penyelidikan mengapa seorang jurnalis Rusia di pengasingan yang melakukan protes besar-besaran menentang perang di Ukraina tiba-tiba jatuh sakit, kata seorang juru bicara pada Kamis.
Christophe Deloire, direktur jenderal Reporters Without Borders, mengatakan dia bertemu dengan jurnalis televisi Rusia, Marina Ovsyannikova, setelah dia merasa tidak enak badan di luar apartemennya di Paris.
Deloire, yang menulis di X, sebelumnya Twitter, mengatakan kemungkinan Ovsyannikova diracuni tidak dapat dikesampingkan, meskipun dia merasa lebih baik sejak kejadian tersebut.
“Kami telah membuka penyelidikan,” kata juru bicara kantor kejaksaan Paris melalui telepon. “Dia bilang dia merasa tidak enak badan. Yang kami miliki saat ini hanyalah apa yang dia katakan.”
Ovsyannikova sempat menyela program berita malam utama Channel One Rusia pada Maret 2022 dengan memasang plakat bertuliskan “Hentikan perang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu di sini.”
Dia dijatuhi hukuman 8,5 tahun penjara secara in absentia pada bulan ini karena protes berikutnya di mana dia berdiri di tanggul sungai di seberang Kremlin dan mengangkat poster yang menyebut Presiden Vladimir Putin sebagai pembunuh dan tentaranya sebagai fasis.
Ovsyannikova, 45 tahun, meninggalkan Rusia bersama putrinya setahun yang lalu setelah melarikan diri dari tahanan rumah, menurut pengacaranya, dan mengatakan bahwa dia tidak punya kasus untuk dijawab. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...