Prediksi Final Piala Konfederasi 2013, Brasil Lawan Spanyol
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Final Piala Konfederasi akan digelar pada Minggu (30/6) mempetemukan Spanyol dan Brasil. Menurut prediksi kolumnis sepakbola Mike Cummings dari bleacherreport.com, bagi Brazil, final ini akan menjadi kesempatan berharga untuk memenangkan gelar keempat kalinya. Hal ini juga menjadi pertanda sukses bagi tim tuan rumah, karena tahun depan mereka akan menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2014.
Sementara Spanyol belum pernah memenangkan Piala Konfederasi, tetapi akhir-akhir ini mereka merebut beberapa trofi penting mulai dari Piala Eropa 2008, 2012 dan Piala Dunia 2010. Prestasi ini membuat Cummings menyebut bahwa kiblat sepakbola berpindah ke Spanyol, karena seolah-olah tidak ada rivalnya di dunia ini.
Dengan kesuksesan diraih sejauh ini, Spanyol adalah yang menduduki tim terbaik sepanjang masa. Akankah mereka mengukuhkan gelar tersebut atau Brazil yang akan menyabet Piala Konfederasi lagi?
Sebagai tuan rumah Piala Konfederasi 2013, Brazil masuk di grup A bersama dengan Jepang, Meksiko dan Italia. Brasil memenangi seluruh pertandingan penyisihan grup A tersebut mengakibatkan mereka memperoleh nilai sembilan.
Brazil mengalahkan Jepang, 3-0, di pembuka, diikuti dengan kemenangan 2-0 atas Meksiko. Mereka menutup babak penyisihan grup dengan kemenangan 4-2 atas runner-up grup, Italia. Pada hari Rabu (26/6), Brasil mengalahkan Uruguay, 2-1 di Semifinal.
Neymar dan Fred menyumbangkan masing-masing untuk Brasil, sementara Jo dan Paulinho telah mencetak dua gol.
Spanyol menjadi juara Grup B dengan rekor sama-sama 100 persen melawan Uruguay (2-1), Tahiti (10-0) dan Nigeria (3-0).
Spanyol kemudian mengalahkan Italia di semifinal, menang adu penalti, 7-6, setelah pertandingan selesai tanpa gol selama durasi waktu normal 90 menit ditambah perpanjangan waktu 30 menit, tetap tanpa gol.
Fernando Torres mencetak empat gol pada kemenangan besar atas Tahiti dan telah mencatat lima goal di turnamen sejauh ini. David Villa mencetak hattrick dalam pertandingan. David Silva dan Jordi Alba masing-masing telah mencetak dua gol di turnamen ini.
Cummings mengungkapkan bahwa strategi Spanyol adalah penguasaan bola yang menakjubkan. Pelatih Vicente Del Bosque bergantung pada permainan kesabaran untuk memecah lawan. Spanyol secara teratur mendominasi penguasaan bola dalam formasi 4-3-3 apabila tim spanyol tidak mengendalikan bola, Spanyol memenangkan bola kembali dengan cepat.
Pada Euro 2012, Del Bosque bereksperimen dengan susunan pemain yang menampilkan satu pemain bertipe penyerang saja, Fernando Torres. Pada turnamen ini, bagaimanapun, dia telah secara rutin menggunakan penyerang Roberto Soldado pada pertandingan pembuka di grup melawan Uruguay dan final grup melawan Nigeria. Sementara Torres diturunkan melawan Tahiti dan Italia.
Jerrad Peters, kolumnis sepakbola lainnya memprediksi pelatih tim nasional Spanyol, Vicentè Del Bosque menggunakan strategi menaruh hanya satu pemain bertipe menyerang untuk Euro 2012 akhir musim panas lalu dianggap sebagai sebuah keberuntungan bagi Cesc Fabregas yang pada Piala Eropa 2012 sempat beberapa kali menjadi penyerang utama.
Peters menambahkan bahwa pertahanan Brasil telah cukup solid, tetapi lawan mereka akan lebih tangguh dan cerdik dalam membongkar pertahanan."Tetapi yang terbaik untuk diuji adalah Brasil harus mendapat lawan seimbang, yang memiliki kemampuan menghancurkan dengan menarik mereka keluar dari garis pertahanan, jauh dari ‘zona kenyamanan’ mereka," kata Peters.
Fabregas, pemain tengah Spanyol bisa memerankan hal itu. Dia bisa sebagai penyerang sekaligus pemain tengah. Perkembangan taktis lain yang harus diperhatikan Brasil adalah lini tengah Spanyol. Cedera yang melanda gelandang Xabi Alonso, memaksa Del Bosque harus mengocok formasi.
Meskipun tanpa Xabi Alonso, Spanyol ternyata leluasa mengendalikan permainan melawan Uruguay di pertandingan pembuka. Italia berhasil mengganggu ritme Spanyol di semifinal, dan Brazil bisa menjiplak strategi Italia.
Pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari telah memilih formasi 4-2-3-1 sepanjang turnamen, dengan Fred diplot sebagai penyerang tunggal, sementara Neymar sebagai gelandang serang kiri. Di semifinal, Uruguay sebenarnya berhasil meredam serangan-serangan Brasil dengan menekan, memaksa kesalahan tinggi dan melewati permainan negatif. Akan tetapi walau Uruguay berhasil mengimbangi permainan Brazil di babak pertama dengan bola panjang, Neymar mampu memberi umpan terukur bagi Fred untuk menyarangkan gol pembuka. Alur serangan Brasil masih terputus-putus dan mudah ketakutan, ujar Peters.
“Lini sentral tengah tetap bermasalah, meskipun mereka terlihat sedikit lebih baik ketika Paulinho masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, saat melawan Uruguay, tetapi agak terlambat.”ujar Peters.
Sementara itu, Spanyol menghadapi ujian berat di semifinal melawan Italia, tetapi lolos dari ujian tersebut. Hal itu tidak mengejutkan karena kemenangan 4-0 Spanyol atas Italia pada final Euro 2012 lalu.
Brasil tidak akan mengalami keuntungan itu. Terlebih lagi, ini adalah tim yang masih membangun. Tujuan utama dari kedua tim adalah memenangkan Piala Dunia tahun mendatang. Namun fans dan pemain akan tetap bergairah untuk mengambil gelar Piala Konfederasi itu.
Cox memprediksi Spanyol memang memiliki banyak pengalaman dalam final turnamen besar, dan Brasil masih berurusan dengan masalah dalam skuad, terutama di lini tengah. Keuntungan sebagai tuan rumah terkadang memainkan peranan, tetapi pada akhirnya, Spanyol harus memiliki cukup bakat dan pengalaman untuk menang.
Editor : Sabar Subekti
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...