Presentasi Karya “Boleh Digrebek”
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Empat karya instalasi dengan wayang sebagai objek maupun inspirasi karya dalam memperbincangkan realitas hidup dipresentasikan oleh seniman-perupa muda Anwar ‘Cumin’ Sugiharto di Rumah Akanan – Kotagede. Pameran dibuka pada Jumat (18/1) malam.
Empat karya instalasi pada ruang serta pola yang berbeda menjadi pembacaan Cumin pada realitas, dinamika, ingatan, kesadaran atas problematika kehidupan. Pada karya berjudul pattern 14, Cumin mengajak pengunjung/audiens untuk terlibat dalam karyanya memanfaatkan OHP (overhead projector). Kepada pengunjung disediakan spidol permanen, plastik transparan untuk dibuat coretan apa pun tentang apa pun. Melalui OHP, coretan tersebut ditayangkan di dinding kamar yang bisa jadi adalah proyeksi dari ingatan, trauma, mimpi, harapannya.
Berbeda dengan pattern 14, pada pattern 15 Cumin justru seolah mengajak pengunjung pada trauma-trauma yang dialaminya: pendaran cahaya ultraviolet pada objek-objek warna putih dalam kegelapan. Memperbincangkan realitas, manusia kerap dihadapkan pada dualitas yang berpolar pada baik-buruk, terang-gelap, hitam-putih, dengan menutup kemungkinan lain yang bisa jadi lebih banyak, beragam, dan lebih berwarna.
Wayang/puppets ataupun bayang-bayang yang menjadi ketertarikan Cumin dalam proses kreatifnya menjadi tawaran Cumin berikutnya dalam karya pattern 16. Potongan-potongan kertas berpola (cutting pappers) yang didisplay pada sebuah pilar ruangan akan meninggalkan bayangan di dinding ruangan dalam bentuk-ukuran lebih besar serta formasi yang beragam bergantung pada sudut mana sinar ditembakkan ke arah kertas-kertas tersebut.
Dalam penyinaran statis/diam pengunjung bisa melihat karya secara detail dan akan menghasilkan bayangan tidak bergerak detail karya Cumin di dinding, sementara dalam penyinaran bergerak pengunjung bisa membuat cerita menurut versinya sendiri terlebih ketika hal tersebut mendapat respons dari pengunjung lainnya. Pattern 16 terinspirasi dari naskah Jepang berjudul My Friend Has Come.
Pada karya berjudul pattern 17 yang dipajang pada sebuah gudang, ingatan-ingatan coba dihadirkan kembali oleh Cumin melalui instalasi barang-barang tidak terpakai, pancaran sinar warna-warni yang silih berganti dengan iringan musik dan ditemani seorang yang sedang menyendiri di pojok gudang. Apakah ingatan-ingatan hanyalah kumpulan-kumpulan peristiwa yang hanya selalu ditempatkan di pojokan gudang?
Presentasi karya “Boleh Digrebek” atas tengara Anwar ‘Cumin’ Sugiharto pada realitas yang mencoba mengangkat seksualitas, gender, dan moralitas dalam karyanya di tengah-tengah resistensi-stigma masyarakat berlangsung di Rumah Akanan, Gang Soka RT 03/RW 03 Jagalan, Banguntapan, Bantul hingga 25 Januari 2019.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...