Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:51 WIB | Rabu, 09 November 2016

Presiden Anugerahkan KHR Asad sebagai Pahlawan Nasional

Presiden Anugerahkan KHR Asad sebagai Pahlawan Nasional
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan selamat kepada keluarga yang mewakili menerima penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada almarhum Kyai Haji Raden Asad Syamsul Arifin, tokoh dari Provinsi Jawa Timur, di Istana Negara, hari Rabu (9/11). (Foto: Melki Pangaribuan)
Presiden Anugerahkan KHR Asad sebagai Pahlawan Nasional
Presiden Jokowi memberikan ucapan selamat kepada ahli waris penerima Gelar Pahlawan Nasional diikuti oleh tamu undangan lainnya. (Foto: BPMI Setpres)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum Kyai Haji Raden Asad Syamsul Arifin, tokoh dari Provinsi Jawa Timur, di Istana Negara, hari Rabu (9/11).

Penganugerahan yang diberikan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun 2016 itu berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 90/TK/Tahun 2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Sekretaris Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang mewakili Laksama TNI Suyono Thamrin mengatakan, dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden Republik Indonesia menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memutuskan, menetapkan, Keputusan Presiden tentang penganugerahan gelar pahlawan nasional.

"Kesatu menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum Kyai Haji Raden Asad Syamsul Arifin, tokoh dari Provinsi Jawa Timur sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi atas jasa-jasanya yang luar biasa yang semasa hidupnya pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa," bunyi keputusan tersebut.

"Kedua dan seterusnya ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 November 2016 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu juga disebutkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91/TK/ Tahun 2016 tentang penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputra. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia, menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memutuskan menetapkan, Keputusan Presiden tentang penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputra.

"Kesatu, menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputra utama kepada almarhum Mayor Jenderal TNI purnawirawan Andi Mattalatta tokoh dari Provinsi Sulawesi Selatan dan almarhum Letnan Kolonel Infanteri Sroedji tokoh dari provinsi Jawa Timur sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa dan negara," katanya.

"Kedua dan seterusnya ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 November 2016 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo," bunyi surat keputusan tersebut.

Profil Singkat

K.H.R. Asad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di Mekkah dan meninggal 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun. Dia merupakan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. 

Dia juga merupakan ulama besar sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hingga akhir hayatnya. K.H.R. Asad Syamsul Arifin merupakan tokoh yang ikut berperan menggerakkan rakyat dan santri, khususnya dari Jawa Timur, saat Pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya.

Sementara itu, Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta lahir di Barru, Sulawesi Selatan, 1 September 1920 dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 16 Oktober 2004 pada umur 84 tahun. Dia adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal Bugis yang juga tokoh olahraga Indonesia terutama dalam olahraga renang, ski air dan tinju. 

Dia juga merupakan ketua penyelenggara PON IV di Makassar. Ia merupakan ayah dari penyanyi Indonesia, Andi Meriem Mattalata. Atas jasa-jasanya namanya diabadikan sebagai nama stadion di Makassar yaitu Stadion Andi Mattalata.

Adapun Letkol inf. (Anumerta) Mohammad Sroedji dilahirkan di Bangkalan-Madura, pada 1 Februari 1915 dan meninggal pada 8 Februari 1949 pada pertempuran di Jember, Jawa Timur. Sroedji merupakan tentara yang berjuang di Kabupaten Jember melawan penjajah Belanda. Pejuang tersebut wafat akibat berondongan peluru pasukan Belanda pada tahun 1949.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home