Presiden Bashar al-Assad Membentuk Pemerintahan Baru
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Rabu (27/8) membentuk pemerintahan baru, dua bulan setelah kembali terpilih, membiarkan kementerian utama tidak tersentuh saat perang brutal terus memporak-porandakan negaranya.
Susunan pemerintahan Assad meliputi 11 menteri baru, namun dia mempertahankan Perdana Menteri Wael al-Halaqi, Menteri Luar Negeri Walid Muallem dan Menteri Pertahanan Jenderal Fahd al-Freij.
Kementerian dalam negeri, peradilan, urusan keagamaan, informasi dan urusan kepresidenan juga termasuk di antara kursi jabatan yang tak terpengaruh oleh perubahan.
Di antara wajah-wajah baru yang akan duduk di susunan pemerintah baru adalah Hassan al-Nuri, yang akan menjadi menteri pengembangan administrasi setelah dia kalah melawan Assad dalam pemilihan presiden pada 3 Juni tahun ini.
Assad memenangkan pemilu, kontes kepresidenan pertama dengan banyak kandidat di Suriah dan dilaksanakan setelah melewati tiga tahun perang sipil, dengan 88,7 persen suara.
Sebagian besar menteri baru berada di posisi jabatan perekonomian, dalam kemungkinan upaya memulihkan perekonomian yang lumpuh setelah lebih dari tiga tahun perang dan kematian mampir 200.000 orang.
Susunan pemerintahan baru mencakup penciptaan posisi menteri pengembangan administratif, dan penggantian menteri perdagangan eksternal, sumber hidrolik, transportasi, perumahan, ekonomi, komunikasi dan kesehatan.
Menurut PBB, tiga dari empat warga Suriah hidup di garis kemiskinan dengan lebih dari separuhnya hidup dalam kemiskinan yang ekstrem.
Konflik di Suriah membuat banyak warga Suriah tidak mampu untuk bahkan memenuhi kebutuhan dasar mereka dan mendorong tingkat pengangguran melampaui 50 persen. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...