Presiden : Indonesia Butuh Pemimpin Pekerja Keras
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan menghadapi persaingan global yang makin ketat maka Indonesia di masa mendatang membutuhkan pemimpin yang mau bekerja keras, memiliki visi dan juga memiliki pola pikir yang luas.
“Ke depan juga persaingan global makin keras, rakyat memerlukan pemimpin yang punya visi dan pikiran besar serta mau bekerja keras,” kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Minggu (4/5).
Presiden mengatakan kesejahteraan bisa dicapai dengan membangun perekonomian yang adil dan berkelanjutan bagi masyarakat.
“Marilah kita terus bangun ekonomi kita secara adil dan berkelanjutan agar seluruh rakyat Indonesia lebih sejahtera lagi,” katanya.
Dalam sejumlah kesempatan, Presiden mengatakan Indonesia telah memiliki modal yang baik dalam bidang keamanan, stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi dan juga keunggulan lainnya untuk menjadi bangsa yang lebih baik. Kesejahteraan dan kemajuan bangsa dapat dicapai melalui kerja keras dan dukungan semua pihak.
Indonesia 10 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan saat ini menurut laporan Bank Dunia dari sisi Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product GDP-red)Indonesia masuk ke dalam 10 ekonomi besar dunia berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja (purchasing power parity-red).
“Alhamdulillah akibat upaya dan kerja keras kita semua, World Bank telah memasukkan Indonesia ke dalam 10 ekonomi besar dunia,” kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Minggu.
Kepala negara mengatakan dari ukuran GDP (PPP) Indonesia menempati peringkat 10 dengan “share” 2,3 persen dari total GDP dunia.
“Ini melampaui banyak negara,” kata Presiden.
Presiden mengatakan, "10 ekonomi dunia tersebut Amerika Serikat, Tiongkok, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis, Inggris dan Indonesia,” kata Yudhoyono.
Atas dasar capaian itu, Presiden mengharapkan dapat menjadi modal bersama untuk meningkatkan kemampuan ekonomi nasional dan mendorong tercapainya bangsa yang lebih sejahtera.
Dikutip dari laman Wikipedia, metode PPP digunakan untuk menghitung sebuah alternatif nilai tukar antar mata uang dari dua negara.
PPP mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional (biasanya dolar-red), karena barang dan jasa memiliki harga berbeda di beberapa negara.
Sementara GDP diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. (Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...