Presiden Ingin Perbaikan Ekosistem Investasi RI Komprehensif
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai belum cukup puas meskipun dalam lima tahun belakang ini sudah ada peningkatan yang baik terhadap Ease of Doing Business (EODB), peringkat daya saing investasi juga naik, dan dalam penyederhanaan perizinan melalui Online Single Submission (OSS).
“Faktanya itu belum cukup, tidak cukup. Saya kira kita harus bisa lebih cepat lagi. Karena negara-negara pesaing kita, kompetitor-kompetitor kompetitor kita berlomba-lomba berbenah dengan tawaran yang lebih menarik investasi,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas tentang Perbaikan Ekosistem Investasi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/9) siang.
Presiden menceritakan kembali bagaimana 33 perusahaan asal Tiongkok yang melakukan relokasi, tidak ada satupun yang ke Indonesia.
Hal ini dinilai Presiden menjadi sebuah catatan besar untuk pemerintah. Bahkan sampai saat ini, lanjut Presiden, ia masih sering menerima keluhan para investor yang menghadapi kendala-kendala karena regulasi, karena perizinan investasi yang prosedural, terlalu banyak aturan, terlalu banyak undang-undangnya, berbelit-belit.
“Bukan hanya sulit diprediksi tetapi juga terlalu banyak diskresi-diskresi yang dilakukan kementerian, sehingga selalu berubah-ubah,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden mengingatkan, bahwa situasi yang mereka hadapi akan memberikan citra yang negatif, promosi yang tidak baik, promosi yang buruk karena dibandingkan dengan tawaran yang diberikan negara lain, mereka perizinan betul-betul jauh lebih cepat, jauh lebih sederhana dan juga memberikan insentif-insentif yang lebih menarik.
“Ini kita baru menyelesaikan di tingkat pusat. Kita belum nanti akan menghadapi lagi, dan ini juga akan kita selesaikan di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten, dan di tingkat kota,” kata Presiden.
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar dilakukan perbaikan secara menyeluruh dalam ekosistem investasi, mulai dari regulasi, perizinan, insentif perpajakan, pertanahan, sampai di bidang ketenagakerjaan dan juga bidang keamanan.
Presiden mengingatkan, bahwa reformasi itu adalah kunci dalam kita menghadapi menurunnya pertumbuhan ekonomi global. Meskipun banyak yang mengatakan dunia dalam proses menuju pada sebuah resesi ekonomi, Presiden Jokowi meyakini bisa menghadapi.
“Saya yakin kita bisa menghadapi kalau kita bisa menyelesaikan yang tadi saya sampaikan,” tegas Presiden.
Terus-Menerus
Sebelumnya saat mengawali Rapat Terbatas itu Presiden Jokowi mengemukakan, dalam sebuah ke depan, pemerintah akan terus-menerus, mungkin setiap dua hari rapat untuk khusus menyelesaikan yang berkaitan dengan Perbaikan Ekosistem Investasi. Sehingga betul-betul didapatkan dapatkan sebuah keputusan-keputusan yang konkret, dan perbaikan ekosistem investasi betul-betul diperoleh.
Pada rapat terbatas minggu lalu, Presiden mengingatkan, ia sudah meminta kepada seluruh Kementerian terutama yang berkaitan dengan ekonomi untuk mengiventarisasi semua regulasi yang menghambat dan memperlambat investasi, khususnya Foreign Direct Investment (FDI).
Selain itu, Presiden mengaku sudah meminta agar setiap Kementerian yang berhubungan dengan investasi, menginvestarisasi perusahaan-perusahaan mancanegara yang sudah berkomitmen untuk menanamkan investasinya, namun terlambat realisasi karena mengalami kendala di lapangan.
“Saya minta dicek satu per satu masalahnya ada di mana. Segera dilakukan debottlenecking, dan kita harus bisa buka sumbatan apa yang menyebabkan itu tidak terealisasi,” kata Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam Ratas kali ini Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri kabinet kerja, Jaksa Agung Prasetyo, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua OJK, Deputi Senior BI Destri Damayanti, dan para eselon satu di lingkungan lembaga kepresidenan. (setkab.go.id)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...