Presiden Jokowi: Ahok Masih Proses Seleksi di Kementerian BUMN
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo mengatakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih dalam proses seleksi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara terkait posisinya di BUMN.
"Penempatannya di mana itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN," kata Presiden Jokowi usai penyerahan DIPA 2020 di Istana Negara Jakarta, Kamis (14/11).
Menurut Presiden Jokowi, Ahok mempunyai peluang untuk memimpin BUMN.
"Kita tahu kinerjanya Pak Ahok, jadi ini masih dalam proses seleksi," kata Jokowi menjawab pertanyaan peluang Ahok memimpin BUMN besar seperti Pertamina.
Ketika ditanya peluang Ahok apakah di posisi komisaris atau direksi, Jokowi mengatakan bisa dua-duanya.
"Bisa dua-duanya tapi pakai proses seleksi, masih dalam proses," katanya.
"Kita kan tahu kinerjanya, penempatannya di mana itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN," tegasnya.
Mengenai statusnya yang masih sebagai orang parpol, Jokowi meminta wartawan menanyakan kepada Menteri BUMN.
Ketika ditanya apakah Ahok akan menempati posisi di BUMN energi, Jokowi mengatakan masalah itu sangat teknis.
"Itu sangat teknis, tanyakan ke Menteri BUMN," katanya.
Sandiaga: Jika Ahok Resmi Pimpin BUMN Wajib Didukung
Mantan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno berharap masyarakat ikut mendukung apabila Ahok telah resmi dipilih sebagai pemimpin baru di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Setelah (Ahok) terpilih, kita sudah wajib (mendukung) karena BUMN itu milik rakyat, milik bangsa dan negara, jadi patut didukung," kata Sandiaga seusai mengisi acara Seminar dan Diskusi bertajuk "Jihad Ekonomi melalui Pengembangan UMKM" di Yogyakarta, Kamis.
Masyarakat, menurut dia, patut mendukung pimpinan baru BUMN untuk mewujudkan kemaslahatan sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 yang memberikan amanat bahwa pengelolaan ekonomi negara dan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
Sandiaga yakin Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pengambil kebijakan memastikan bahwa jajaran pimpinan BUMN baik komisaris maupun direksi yang dipilih sesuai dengan prinsip "the right man on the right place" (orang yang benar ada di tempat yang benar).
"Mungkin Pak Ahok memiliki kekuatan di bidang pertambangan karena beliau sarjana pertambangan, yang dicari tentu kecocokannya kepada 'the right man on the right place'," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Meski demikian, Sandiaga meminta masyarakat tak perlu buru-buru mengomentari dan berspekulasi terlebih dahulu mengenai rencana penunjukan Ahok sebagai bos di salah satu perusahaan pelat merah oleh Menteri BUMN.
"Kita menunggu saja hasil akhirnya, jangan kita 'judge' (hakimi) dulu, jangan langsung memberikan komentar. Kita tunggu dulu apa yang menjadi pertimbangan Pak Erick untuk disampaikan kepada publik," kata dia.
Kementerian BUMN memastikan Ahok akan memimpin salah satu BUMN sebagai direktur utama atau komisaris. Keputusan mengenai BUMN yang bakal dipimpin mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan disampaikan dalam waktu dekat.
Meski demikian, kabar berembus Ahok direkomendasikan menjabat posisi Komisaris PT Pertamina atau PT PLN (Persero). (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...