Presiden Kolombia Berharap Segera Capai Kesepakatan Damai Baru
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan ia berharap dapat mencapai kesepakatan baru dengan kelompok pemberontak FARC menjelang Natal dan memperingatkan bahwa penundaan pelaksanaan kesepakatan hanya akan merusak proses perdamaian.
Pemerintah Kolombia pada bulan lalu menadatangani kesepakatan damai dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), kelompok pemberontak terbesar di negara tersebut, tetapi mayoritas warga menolak kesepakatan tersebut dalam referendum pada 2 Oktober lalu.
“Semua juru runding dan saya telah menemui hampir semua organisasi dan kami kini sedang meninjau lebih dari 500 usulan dan berdialog dengan FARC agar kesepakatan baru dapat tercapai menjelang Natal. Itu target saya,” ujar Santos kepada surat kabar Inggris Observer, hari Minggu (30/10)
“Ketidakpastian ini sangat berisiko karena segalanya bisa saja terjadi sehingga proses perdamaian hancur. Saya bekerja 24 jam sehari, tujuh hari sepekan, dengan tim saya agar kesepakatan baru dapat tercapai,” imbuhnya.
Sejak referendum, Santos melakukan pembicaraan secara maraton dengan para tokoh politik termasuk mantan presiden Alvaro Uribe, yang menentang keras kesepakatan damai dengan FARC, serta para pemuka agama dan korban konflik bersenjata.
Santos, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini, mengaku senang bertemu Uribe kapan pun, tetapi mengakui bahwa mantan presiden tersebut mengulur-ulur waktu sehingga mencegah pihak-pihak terkait melakukan perundingan secara nyata.
“Saya siap dan bertekad karena saya tahu jika kita berunding, kita dapat menyepakati banyak hal yang menyangkut beliau,” ujar Santos. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...