Presiden Malawi Umumkan Darurat Bencana Nasional karena Kekeringan
BLANTYRE, SATUHARAPAN.COM - Presiden Malawi Peter Mutharika pada Rabu (13/4), mengumumkan darurat bencana nasional terkait kelangkaan pangan akibat kekeringan, dalam tanda peringatan terbaru atas krisis kelaparan di seluruh kawasan Afrika selatan.
Zimbabwe, Malawi, Mozambik dan Zambia mengalami masalah pasokan pangan, sementara Afrika Selatan mengumumkan bencana kekeringan terparah dalam 100 tahun terakhir.
Saya mengumumkan Malawi (dalam) kondisi bencana nasional setelah kemarau berlarut-larut selama musim tanam 2015/16, menurut pernyataan Mutharika, pada Selasa (12/4)
Ia menambahkan, proyeksi penurunan panen gandum diperkirakan sebesar 12 persen dibanding hasil tahun lalu, dan diperlukan 1 juta ton jagung untuk dikonsumsi.
Menurut PPB, sekitar 2,8 juta orang Malawi atau hampir 20 persen dari penduduk , mengalami kerawanan pangan wajah, dan menjadi salah satu negara yang paling parah di selatan dan timur Afrika.
Semakin banyak orang akan mengalami kekurangan pangan, dan membutuhkan bantuan kemanusiaan selama tahun konsumsi 2016/17.
World Food Programme (WFP) mengatakan, pihaknya saat ini membantu hampir tiga juta orang di Malawi, dengan sekitar 23 dari 28 distrik terdampak parah.
“Situasi kekeringan di Malawi saat ini, terjadi karena gagal panen pada tahun lalu, akibat banjir yang menggenangi sebagian wilayah negara tersebut,” kata juru bicara WFP kawasan Afrika selatan David Orr kepada AFP.
Situasi tersebut sangat buruk, dan kami meyakini yang terburuk akan segera datang. Itu akan membutuhkan waktu lama sebelum situasi membaik. Semua perbaikan dalam beberapa bulan mendatang akan diabaikan.
Zimbabwe, Lesotho, Mozambik dan Zambia juga menderita masalah pasokan makanan, sementara Afrika Selatan mengatakan, kekeringan baru-baru ini adalah yang terburuk dalam lebih dari 100 tahun. Di Zimbabwe, 2,8 juta orang atau lebih dari seperempat dari penduduk pedesaan, tidak memiliki cukup untuk makan.
“PBB dan bantuan kelompok di Mozambik telah merilis total $ 15 juta (Rp 198,7 miliar) sejak awal krisis, yang mengkoordinasikan upaya bantuan, “ kata Michel Le Pechoux dari Negara Tim Kemanusiaan (HCT), sepeerti yang diberitakan aljazeera.com.
"Tapi bantuan tersebut masih sangat kurang, sedangkan kebutuhan yang sebenarnya, yang berjumlah sekitar $ 200 juta (Rp2,6 triliun)," katanya kepada kantor berita AFP, menambahkan bahwa pusat Mozambik adalah daerah paling parah.
Malawi dilanda kekeringan terkait dengan perubahan iklim tahun lalu, ketika banjir juga melanda wilayah selatan. Kekeringan baru yang disebabkan oleh fenomena iklim El Nino kini melanda negara tersebut.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...