Presiden Mesir Jamin Keselamatan Wartawan yang Dipenjara
CAIRO, SATUHARAPAN.COM - Presiden sementara Mesir Adly Mansour memerintahkan pihak berwenang untuk menyediakan layanan kesehatan yang diperlukan bagi wartawan Kanada keturunan Mesir yang bekerja untuk Al-Jazeera.
Mohamed Fahmy, wartawan Al Jazeera yang berbasis di Qatar, seperti diberitakan VOA, ditangkap akhir Desember lalu dan sedang menjalani sidang pengadilan bersama dua temannya dan 17 tersangka lain terkait beberapa tuduhan, termasuk tuduhan menyediakan wadah bagi kelompok Ikhwanul Muslimin. Mohamed Fahmy, mantan produser CNN dan kontributor bagi media Barat lainnya, menderita patah lengan sejak sebelum ditangkap.
Ia mengeluh kurangnya layanan medis di penjara dengan penjagaan maksimal di tempat ia pertama kali ditahan. Al-Jazeera memberitakan keluarganya mengirim permohonan kepada yang berwenang agar Fahmy mendapatkan layanan kesehatan yang ia perlukan. Pada Minggu (23/4), keluarga menerima kabar Adly Mansour mengabulkan permintaan itu, dan memerintahkan Fahmy menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit.
Fahmy dituduh menjadi anggota Ikhwanul Muslimin, meski sudah berulang kali membantahnya, dan sidang pengadilannya kembali digelar hari Senin (24/3).
Sidang pengadilan hari Senin ini menandai pertama kalinya Mesir mengadili wartawan atas tuduhan terkait terorisme, dan dikecam kelompok-kelompok HAM sebagai tindakan keras terhadap kebebasan berekspresi.
Pengadilan itu dilangsungkan di tengah maraknya penumpasan para pembangkang dan pendukung Ikhwanul Muslimin. Pihak berwenang menuduh Al Jazeera bias terhadap mantan Presiden Mohammed Morsi. Al-Jazeera telah membantah tuduhan itu dengan mengatakan para wartawannya hanya melakukan pekerjaan mereka. (VOA/aljazeera.com)
Editor : Sotyati
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...