Presiden Palestina Hadiri Pemakaman Simon Peres di Yerusalem
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, akan menghadiri pemakaman mantan Perdana Menteri Israel, Shimon Peres, pada hari Jumat (30/9) ini, menurut seorang pejabat Palestina.
"Presiden Abbas akan menghadiri pemakaman, bersama dengan sejumlah pejabat Palestina," kata Mohamed al-Madani, seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu.
Menurut laporan di media Israel, Abbas akan disertai Sekretaris Jenderal PLO, Saeb Erekat, kepala intelijen Palestina, Hussein Majid Faraj, dan Menteri Urusan Sipil Palestina, Hussein Al-Sheikh.
Hamas Mengecam Abbas
Sementara kelompok gerakan perlawanan Islam Palestina,Hamas, yang berbasis di Gaza mengecam keputusan Abbas untuk menghadiri pemakaman Peres.
"Partisipasi Abbas di pemakaman Peres 'membuat ejekan atas pengorbanan berdarah yang dilakukan oleh rakyat Palestina," kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri.
Berbicara kepada, Anadolu, Abu Zuhri menggambarkan pemimpin Israel yang meninggal hari Rabu – itu sebagai "bertanggung jawab atas kejahatan perang karena membunuh ratusan orang tak bersalah".
Sementara Front Populer untuk Pembebasan Palestina, menyebutkan keputusan Abbas menghadiri pemakaman pada hari Jumat "disesalkan".
Menlu Mesir Hadir
Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan pada hari Kamis bahwa Menlu Mesir, Sameh Shukri akan menghadiri acara itu bersama dengan dua menteri dari pemerintah Yordania dan penasihat Raja Maroko, Mohamed VI.
Menurut kementerian itu, 16 kepala negara akan menghadiri pemakaman pada hari Jumat di Yerusalem di tengah aparat keamanan mengantisipasi keadaan.
Peres meninggal Rabu pagi pada usia 93, dua minggu setelah menderita stroke. Peres lahir di Belarus zaman modern, kemudian pindah ke Inggris, berkaitan dengan mandat Palestina pada tahun 1930-an.
Dia kemudian bergabung dengan Haganah, kelompok Yahudi bersenjata yang melakukan sejumlah serangan terhadap warga Palestina setelah penarikan pasukan Inggris dari Palestina pada tahun 1948.
Peres menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1994, bersama Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, dan mendiang pemimpin Palestina, Yasser Arafat, atas perannya dalam pembicaraan damai yang kemudian menghasilkan Perjanjian Oslo atau Oslo Accords.
Namun demikian, Peres juga dituduh melakukan berbagai kejahatan di wilayah tersebut, termasuk penembakan terhadap desa Qana, di Lebanon selatan, pada tahun 1996, ketika dia menjadi perdana menteri Israel. Dalam insiden itu 106 orang tewas.
Editor : Sabar Subekti
Maluku Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Balai Bahasa Provinsi Maluku menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tah...