Presiden: Proses Hukum Segera Oknum Penyebab Asap
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar oknum penyebab kebakaran hutan di Riau yang mengakibatkan asap yang telah ditangkap segera diproses hukum.
"Saya instruksikan agar pelaksanaan penindakan dan proses hukum dipercepat, tetap adil tapi dipercepat," kata Presiden saat memberikan pengantar dalam rapat terbatas di kantornya, Jakarta, Senin (10/3).
Dengan demikian menurut Presiden, "Menimbulkan efek yang baik untuk tidak begitu saja ceroboh sengaja membakar dan tidak bertanggung jawab dan menyusahkan ratusan ribu saudara-saudaranya, mengganggu penerbangan, dan aktivitas lain."
Presiden mengatakan hal tersebut, setelah mendapatkan laporan ada sejumlah oknum yang ditangkap terkait pembakaran hutan. "Instruksi saya kalau bisa pengadilan dipercepat, agar rakyat tahu," katanya.
Presiden mengatakan pemerintah telah bekerja dengan baik guna mengatasi masalah asap. Namun demikian, ada dua faktor yang menyebabkan kebakaran hutan penyebab asap.
Faktor pertama, menurut Presiden, cuaca tahun ini kembali tidak normal apalagi ada ramalan akan terjadi El Nino dengan cuaca ekstrem. "Hutan-hutan dan ladang-ladang kita akan mudah terbakar," kata Presiden.
Faktor kedua, menurut Presiden, bila ada kelalaian apalagi kesengajaan yang dilakukan penduduk lokal, atau perusahaan tertentu atau gabungan penduduk lokal yang menjadi anggota perusahaan, akan mengakibatkan dampak kebakaran jauh lebih besar.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan 26 orang pembakar hutan penyebab asap telah ditangkap. "Ada yang perorangan, dan yang mewakili perusahaan. Kita belum tahu. Tetapi, 26 orang sudah ditahan. Tentu akan disidik siapa yang menyuruh,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Ia menegaskan pemerintah akan menindak tegas oknum pembakar hutan yang mengakibatkan kabut asap tersebut. Saat ini, meski kebakaran juga dipicu iklim, ditemukan juga kasus pembakaran dengan sengaja, bahkan di wilayah hutan konservasi.
Menurut Agung, saat ini wilayah Dumai dan Bengkalis juga merupakan daerah yang parah terkait pembakaran hutan tersebut. Pemerintah, akan terus bekerja dengan mengerahkan sejumlah personel untuk mengatasi hal itu, di antaranya melalaui bom-bom air untuk memadamkan hutan.
"Pesawat sudah mulai berdatangan dengan waterbooming (bom-bom air)," katanya.
Kabut asap yang mewarnai langit wilayah Riau telah mengakibatkan sejumlah masalah. Selain masalah kesehatan penduduk, juga menghalangi aktivitas penduduk dan menghalangi penerbangan. (Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...