Presiden: Reformasi TNI Dapat Dituntaskan
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah bangga dan mencintai TNI yang telah berhasil menuntaskan reformasi TNI setelah 16 tahun terjadinya awal masa reformasi di Indonesia.
"Reformasi TNI dapat kita selesaikan dan tuntaskan," kata Presiden dalam acara Upacara Peringatan ke-69 Hari TNI Tahun 2014 di Surabaya, Selasa (7/10).
Menurut Presiden Yudhoyono, telah banyak kemajuan membanggakan yang dicapai seperti postur pertahanan yang semakin kokoh, jumlah alutsista yang semakin bertambah dan modern, serta kinerja TNI yang semakin profesional.
SBY juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar TNI yang telah ikut aktif dalam menuntaskan proses panjang reformasi TNI.
Presiden menegaskan, reformasi TNI telah menunjukkan hasil nyata dengan kembali kepada jati diri dan fungsi guna menjaga kedaulatan dan integritas NKRI.
"Semua capaian ini harus kita pertahankan dan tingkatkan," ujarnya.
Presiden juga mencontohkan pelaksanaan Pemilu 2014 yang berlangsung dengan aman dan damai juga merupakan bukti keberhasilan TNI dalam membantu Polri sekaligus menjaga keamanan serta menjaga netralitas dalam proses pemilu tersebut.
SBY juga menuturkan, peringatan HUT TNI kali ini terasa istimewa karena merupakan peringatan terakhir yang dihadiri sebagai presiden.
Untuk itu, Presiden Yudhoyono mengutarakan harapannya agar TNI dapat terus meningkatkan kemampuan profesionalitas n kesiapsiagaan di mana pun dan kapan pun serta selalu menjaga kekompakan dan keutuhan serta kemanunggalan tni dengan rakyat demi kehormatan bangsa dan negara.
Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada prajurit TNI seperti para prajurit penjaga perbatasan dan pulau-pulau kecil, para anggota keluarga yang mendukung, dan juga penjaga perdamaian TNI yang sedang bertugas di luar negeri.
"Sebagai panglima tertinggi TNI, saya mohon maaf apabila ada kebijakan yg belum bisa memuaskan para prajurit sekalian," katanya.
Presiden menegaskan bahwa pemerintah telah bekerja keras selama ini agar TNI bisa ditakuti lawan dan disegani kawan.
Sebagaimana diketahui, Hari Ulang Tahun TNI jatuh setiap tanggal 5 Oktober, namun karena bertepatan dengan Idul Adha maka acara peringatan diundur menjadi 7 Oktober 2014.
Selain Presiden dan Wakil Presiden bersama pejabat tinggi negara, acara peringatan tersebut juga dihadiri antara lain oleh Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla.
Sebelumnya, lembaga swadaya masyarakat Imparsial mengatakan, menjelang peringatan HUT TNI ke-69 pada 5 Oktober 2014, reformasi TNI masih mengalami stagnasi, khususnya dalam perbaikan peradilan militer.
"Memasuki 16 tahun masa reformasi, TNI belum mampu mengubah badan peradilannya," kata Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, di Jakarta, Jumat (3/10).
Selama ini peradilan militer menjadi sarana impunitas bagi angota TNI yang melakukan tindak pidana. Kalaupun ada penghukuman terhadap anggota TNI yang melakukan tindak pidana sifatnya sangatlah minimalis seperti dalam kasus Cebongan.
Ke depan, Imparsial mendesak pemerintahan Joko Widodo untuk berani mereformasi wajah TNI terkhusus membuatnya setara di hadapan hukum sesuai Pasal 27 ayat 1 junto Pasal 28 d ayat (1) UUD 1945.
Selain itu, perombakan struktur komando teritorial (koter) juga tidak kalah penting untuk diperhatikan Jokowi. Keberadaan koter yang belum berubah semenjak masa lalu menjadikannya rentan disalahgunakan demi kepentingan politik praktis.
Ambon
Sedangkan di Ambon Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta seluruh prajurit TNI untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mewaspadai gangguan terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Prajurit TNI harus mencermati dan mengantisipasi perkembangan situasi secara terus menerus terhadap adanya upaya gangguan kedaulatan NKRI," katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Juwondo pada Upacara Peringatan HUT ke-69 TNI di Ambon, Selasa (7/10).
Dalam upacara yang diikuti satuan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara dan PNS TNI, serta dihadiri Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua itu, Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Juwondo bertindak sebagai Inspektur Upacara dengan Komandan Upacara Letkol Inf. Nugroho Septdjiantoro yang juga Komandan Detasemen Kodam XVI/Pattimura.
Menurut Jenderal Moeldoko, HUT TNI merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat terhadap tugas keamanan dan pertahanan negara.
"Kebanggan, kecintaan dan kepercayaan terhadap kekuatan sendiri harus terus dikembangkan, karena semua itu menjadi kekuatan menghadapi tantangan globalisasi," katanya.
Jenderal Moeldoko berpesan untuk mengobarkan terus semangat pantang menyerah, rela berkorban dan bersatu dengan rakyat dalam menghadapi setiap pelaksanaan tugas.
"Prajurit TNI juga harus menjunjung tinggi nilai dan semangat kebangsaan demi tetap kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa serta tetap tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," katanya.
Selain itu, pegang teguh disiplin keprajuritan dengan berpedoman sapta marga, sumpah prajurit, delapan wajib TNI, taati hukum dan hormati hak asasi manusia. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...