Presiden Sedih dan Minta Pengungsi Sinabung Kembali setelah Aman
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan rasa sedih dan prihatin atas korban jiwa akibat awan panas erupsi Sinabung dan telah memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) untuk mengambil langkah tepat mencegah terulangnya kejadian serupa.
"Saya sedih, karena sudah saya ingatkan untuk tetap di penampungan bersabar dan jangan kembali ke desa jika belum aman," kata Presiden dalam akun twitter pribadinya @SBYudhoyono di Jakarta, Minggu (2/2).
Kepala Negara mengatakan telah meminta Kepala BNPB Syamsul Maarif untuk mengambil langkah cepat dan tepat untuk pastikan dapat cegah musibah seperti ini.
"Bagi rakyat, patuhi petugas, hindari zona bahaya. Erupsi bisa terjadi setiap waktu. Selalu waspada dan antisipasi kemungkinan terburuk," kata Presiden.
"Mari tundukkan kepala bagi 14 korban tewan awan panas gunung Sinabung. Dari Tuhan kita berasal, kepada-Nya lah kita kembali," kata Presiden.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pengungsi Sinabung, Sumatera Utara, untuk bersabar dan tidak kembali ke desanya sebelum situasi dinyatakan aman sepenuhnya.
"Bagi rakyat, patuhi petugas, hindari zona bahaya. Erupsi bisa terjadi setiap waktu. Selalu waspada dan antisipasi kemungkinan terburuk," ujarnya.
Sementara itu Data yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana tercatat 14 tewas dan tiga orang mengalami luka bakar akibat awan panas erupsi Gunung Sinabung.
Ke-14 korban meninggal, yakni Alexander Sembiring, Daud Surbakti, Dipa Nusantara, dan David yang merupakan pelajar, kemudian Mahal Sembiring guru honorer SD di Desa Gurukinayan, Teken Sembiring serta Santun Siregar (mahasiswa).
Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu, Asran Lubis, dan Marudut Barisan Sihite (mahasiswa), Rizal Sahputra (wartawan Jurnal Sumut), Daniel Siagian (mahasiswa), Julpiandi Mori (mahasiswa), dan Tomas Lakae.
Sedangkan korban luka-luka akibat awan panas ada tiga orang, yakni Sehat Sembiring (48) dan anaknya Surya Sembiring (21) warga Kabanjahe yang akan ziarah ke Desa Sukameriah atau di posisi 2,7 km dari kawah Gunung Sinabung.
Satu lagi Doni Milala (60) warga Desa Sukameriah yang sedang melihat kondisi rumahnya yang sudah lama ditinggal mengungsi.
Seluruh korban yang tewas dan luka-luka tersebut terkena semburan awan panas di Desa Sukameriah yang berada pada radius 3 Km dari Gunung Sinabung.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level "Siaga" menjadi "Awas" terhitung mulai Minggu, (24/11) sekitar pukul 10.00 WIB.
Status Awas tersebut berpotensi menyebabkan semakin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 cm yang jaraknya diperkirakan mampu mencapai 4 km sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius 5 Km dari kawah Gunung Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...