Presiden Senang tetapi Prihatin Lihat Perang Sosmed
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku senang melihat perang yang terjadi di sosial media yang dilakukan baik oleh tim sukses ataupun simpatisan pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Republik Indonesia 2014, jelang pemilihan presiden, 9 Juli mendatang.
“Perang di media sosial luar biasa, kadang saya merasa senang, tapi juga prihatin dengan bahasanya, kata-kata dan ungkapan yang digunakan melebihi kepatutan,” ucap SBY, seperti dilansir dari setkab.go.id.
Presiden SBY menyarankan, agar masing-masing tim sukses pasangan capres-cawapres untuk melakukannya sesuai dengan prosedur yang diatur dalam undang-undang.
“Jangan main hakim sendiri dan anarkis,” pintanya.
Selamatkan Demokrasi
Presiden juga mengajak semua pihak, baik yang berada di jajaran pemerintah (pusat hingga daerah), penyelenggara pemilu, dan tim sukses pasangan capres-cawapres untuk mencegah berbagai bentuk pelanggaran pemilu, termasuk dalam bentuk intimidasi atau pemaksaan dari siapa pun dan kepada siapa pun.
Karena itu, Presiden meminta agar para penegak hukum memberikan sanksi yang tegas dan adil bagi pihak yang melakukan pelanggaran, termasuk kemungkinan terjadinya transaksi antara masyarakat pemilih dan sosok yang hendak dipilih.
“Mari kita selamatkan demokrasi kita. Kalau masih ada transaksi, berarti demokrasi kita masih jauh dari berkualitas,” katanya.
Secara khusus, Presiden meminta semua pihak, khususnya tim sukses pasangan capres-cawapres untuk mencegah terjadinya benturan. Ia memuji kedewasaan masyarakat, yang pada pemilu legislatif April lalu, menunjukkan kedewasaannya, sehingga tidak terjadi benturan fisik antarmasyarakat.
“Elite dan pimpinan partai politik harus menjaga ketertiban, keamanan, dan kedamaian dalam pemilihan presiden. Cegah pernyataan yang provokatif, baik dari capres atau cawapres maupun dari tim sukses masing-masing,” tuturnya.
Presiden mengingatkan bahwa Pemilu Presiden 2014 langsung memasuki babak final, karena pemilu presiden kali ini hanya menghadirkan dua pasangan, yang langsung terjadi head to head. Tidak seperti pemilu presiden sebelumnya, yang ada babak penyisihan, sebelum akhirnya maju ke final dengan menyisahkan dua pasang capres-cawapres. (setkab.go.id)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...