Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, Kunjungi UEA
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden Suriah, Bashar Al-Assad berada di Uni Emirat Arab (UEA) pada Jumat (18/3) , kata kantornya, menandai kunjungan pertamanya ke negara Arab sejak perang saudara Suriah meletus pada tahun 2011.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di halaman media sosialnya, kantor tersebut mengatakan bahwa Assad bertemu dengan Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, wakil presiden dan perdana menteri UEA dan penguasa Dubai. Keduanya membahas perluasan hubungan bilateral antara negara mereka, katanya.
Kunjungan tersebut mengirimkan sinyal yang paling jelas bahwa dunia Arab bersedia untuk terlibat kembali dengan presiden Suriah yang dulu banyak dijauhi. Suriah diusir dari 22 anggota Liga Arab dan diboikot oleh tetangganya setelah konflik pecah 11 tahun lalu.
Ratusan ribu orang telah tewas dalam perang, yang menelantarkan setengah dari populasi Suriah. Sebagian besar Suriah telah dihancurkan dan rekonstruksi akan menelan biaya puluhan miliar dolar.
Negara-negara Arab dan Barat umumnya menyalahkan Assad atas tindakan keras mematikan pada protes 2011 yang berkembang menjadi perang saudara, dan mendukung oposisi pada hari-hari awal konflik.
Ketika ditanya tentang kunjungan Assad ke UEA, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, mengatakan Washington “sangat kecewa dan terganggu dengan upaya nyata untuk melegitimasi Bashar Al-Assad, yang tetap bertanggung jawab dan bertanggung jawab atas kematian dan penderitaan warga Suriah yang tak terhitung jumlahnya, pemindahan lebih dari setengah populasi Suriah sebelum perang, dan penahanan sewenang-wenang dan penghilangan lebih dari 150.000 pria, wanita, dan anak-anak Suriah.”
Assad sangat jarang bepergian ke luar negeri selama perang saudara Suriah, hanya mengunjungi Rusia dan Iran. Teheran telah memberikan bantuan miliaran dolar kepada pemerintah Suriah dan mengirim para pejuang yang didukung Iran untuk berperang bersama pasukannya, bantuan yang, bersama dengan kekuatan udara Rusia, telah membantu membalikkan keadaan yang menguntungkan Assad.
Dengan perang yang menemui jalan buntu dan Assad memulihkan kendali atas sebagian besar negara berkat bantuan militer dari dua sekutunya, negara-negara Arab telah beringsut lebih dekat untuk memulihkan hubungan dengan pemimpin Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
UEA membuka kembali kedutaannya di Suriah pada akhir 2018 dalam tawaran Arab paling signifikan terhadap pemerintah Assad, meskipun hubungan tetap dingin. Musim gugur yang lalu, menteri luar negeri UEA terbang ke Damaskus untuk bertemu dengan Assad, kunjungan pertama diplomat tinggi negara itu sejak 2011.
Amerika Serikat, mitra dekat Emirat, mengkritik kunjungan pada saat itu, dengan mengatakan tidak akan mendukung normalisasi apa pun dengan pemerintahan Assad.
Motif utama tawaran oleh negara-negara Muslim Sunni di Teluk Persia adalah untuk menumpulkan keterlibatan musuh mereka yang dipimpin Syiah, Iran, yang melihat pengaruhnya berkembang pesat dalam kekacauan perang Suriah.
Kantor berita WAM yang dikelola negara UEA mengatakan penguasa de facto negara itu Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan menyambut Bashar al-Assad dari Suriah di istananya di Abu Dhabi.
Pada pertemuan itu, Sheikh Mohammed mengungkapkan harapannya “kunjungan ini akan menjadi awal perdamaian dan stabilitas bagi Suriah dan seluruh wilayah.” (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...