Presiden Suriah: Usulan Gencatan Senjata Sulit Diwujudkan
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Presiden Suriah, Bashar al-Assad pada hari Senin (15/2) memadamkan antusiasme terhadap rencana dunia internasional untuk memulai gencatan senjata pada pekan ini, seraya mengatakan itu akan “sulit” untuk diimplementasikan.
Komentar itu merupakan yang pertama dari pemimpin perang tersebut terkait rencana yang diajukan pemimpin-pemimpin dunia di Munchen pada hari Jumat lalu untuk memulai “penghentian permusuhan” dalam waktu sepekan.
“Mereka bilang ingin sebuah gencatan senjata dalam waktu sepekan. Siapa yang mampu memenuhi syarat dan kondisi dalam sepekan? Tidak ada seorang pun,” ujar Assad dalam komentar yang disiarkan stasiun televisi di Damaskus.
“Siapa yang ingin berunding dengan teroris Jika sebuah kelompok teroris menolak gencatan senjata, siapa yang akan meminta pertanggungjawaban mereka. Singkatnya, berbicara (mengenai gencatan senjata) merupakan hal sulit,” katanya, menurut transkrip komentar yang dipublikasikan kantor berita pemerintah SANA.
Negara-negara adidaya pekan lalu mengimbau akses bantuan kemanusiaan di seluruh wilayah Suriah dan pemberlakuan gencatan senjata dalam waktu sepekan, yang tidak akan melibatkan Front Al-Nusra (Al-Nusra Front) atau ISIS.
Namun, detail mengenai cara rencana itu akan dijalankan masih disusun, dengan sebuah panel Perserikatan Bangsa-Bangsa dipimpin Amerika Serikat dan Rusia ditugaskan untuk melakukan tugas tersebut.
Assad mengatakan gencatan senjata tidak bisa diartikan “bahwa semua pihak berhenti menggunakan senjata mereka.”
“Ini bermakna sempit,” katanya.
“Gencatan senjata harus berarti menghentikan teroris memperkuat posisi mereka. Pemindahan senjata, perlengkapan, teroris atau memperkuat posisi seluruhnya harus dilarang,” tambahnya. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...