Presiden Ukraina: Pasukan Korea Utara Siap Bergabung Rusia dalam Perang
Ukraina membatalkan kunjungan Sekjen PBB.
KEIV, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Korea Utara siap dikerahkan oleh Rusia di medan perang di Ukraina paling cepat akhir pekan ini, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengklaim pada hari Jumat (25/10).
Para pejabat Barat telah memperingatkan bahwa unit-unit Korea Utara yang bergabung dalam pertempuran akan memicu perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun dan membawa konsekuensi geopolitik hingga ke wilayah Indo-Pasifik.
Kemungkinan itu telah membuat para pemimpin khawatir dan memperdalam ketegangan diplomatik.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan pada hari Jumat (25/10) bahwa penasihat keamanan nasional utama untuk Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan bertemu dan "menyatakan kekhawatiran yang mendalam" tentang pengerahan pasukan Korea Utara untuk kemungkinan digunakan bersama Rusia di medan perang melawan Ukraina.
Kirby mengatakan bahwa penasihat keamanan nasional dari ketiga negara "menyerukan Rusia dan DPRK (Korea Utara) untuk menghentikan tindakan-tindakan ini yang hanya akan memperluas implikasi keamanan dari perang brutal dan ilegal Rusia di luar Eropa dan ke Indo-Pasifik."
"Ada kemungkinan bahwa sekarang ada lebih dari 3.000 tentara dari Korea Utara yang telah dikirim ke Rusia untuk perlengkapan dan pelatihan," kata Kirby saat menelepon wartawan.
Kirby mengatakan pemerintah AS tidak memiliki penilaian intelijen yang kuat tentang ke mana pasukan itu akan diberangkatkan "tetapi kami yakin itu pasti mungkin" dan "bahkan mungkin besar kemungkinan" bahwa sebagian pasukan Korea Utara akan dikerahkan ke wilayah Kursk di Rusia, tempat Ukraina telah menguasai sebagian wilayahnya sejak merebutnya pada bulan Agustus. Namun, ia memperingatkan bahwa ia tidak tahu dalam kapasitas apa dan untuk tujuan apa pasukan Korea Utara akan dikerahkan.
Seorang pejabat senior di kantor kepresidenan Ukraina mengatakan kepada The Associated Press pada hari Jumat bahwa Zelenskyy telah membatalkan rencana kunjungan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, ke Kiev.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara di depan umum tentang masalah tersebut, mengatakan kunjungan itu seharusnya dilakukan setelah pertemuan puncak pekan ini di kota Kazan, Rusia, dari blok ekonomi berkembang BRICS, yang dihadiri Guterres.
Foto Guterres yang berjabat tangan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di pertemuan puncak itu memicu kecaman di Ukraina.
Zelenskyy, dalam sebuah posting di Telegram, mengatakan intelijen Ukraina telah menetapkan bahwa "militer Korea Utara pertama akan digunakan oleh Rusia di zona pertempuran" antara hari Minggu dan Senin.
Ia mengatakan di Telegram bahwa pengerahan itu adalah "langkah eskalasi yang jelas oleh Rusia." Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk ke mana tentara Korea Utara akan dikirim.
Rusia telah melakukan kampanye musim panas yang ganas di sepanjang garis depan timur di Ukraina, yang secara bertahap memaksa Kiev untuk menyerahkan wilayahnya. Namun Rusia telah berjuang untuk mendorong pasukan Ukraina keluar dari wilayah perbatasan Kursk setelah serangan hampir tiga bulan lalu.
Unit-unit Korea Utara terdeteksi pada hari Rabu (23/10) di Kursk, menurut Direktorat Intelijen Utama Ukraina, yang dikenal dengan akronimnya GUR.
Para prajurit telah menjalani beberapa pekan pelatihan di pangkalan-pangkalan di Rusia timur dan telah dilengkapi dengan pakaian untuk musim dingin mendatang, kata GUR dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.
Diperkirakan jumlah tentara Korea Utara yang dikirim oleh Pyongyang ke Rusia sekitar 12.000, termasuk sekitar 500 perwira dan tiga jenderal. GUR tidak memberikan bukti atas klaimnya.
Menteri Pertahanan Belanda, Ruben Brekelmans, mengatakan pada hari Jumat (25/10) di platform sosial X bahwa laporan intelijen mengindikasikan tentara Korea Utara "mungkin pertama kali akan dikerahkan di Kursk."
Pengerahan pasukan Korea Utara berdasarkan pakta militer antara Moskow dan Pyongyang membawa dimensi baru pada konflik tersebut, yang merupakan perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II dan telah menelan puluhan ribu nyawa di kedua belah pihak, termasuk banyak warga sipil.
AS mengatakan pada hari Rabu bahwa 3.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Rusia dan sedang berlatih di beberapa lokasi, menyebut tindakan tersebut sangat serius.
Zelenskyy mengatakan sepekan yang lalu bahwa pemerintahnya memiliki informasi intelijen bahwa 10.000 tentara dari Korea Utara sedang dipersiapkan untuk bergabung dengan pasukan Rusia yang berperang melawan negaranya. Ia mengatakan bahwa negara ketiga yang ikut campur dalam permusuhan akan mengubah konflik tersebut menjadi "perang dunia."
Korea Utara telah memasok amunisi ke Rusia berdasarkan pakta pertahanan, tetapi mengerahkan pasukan darat dapat memperumit perang yang telah mengobarkan politik internasional, dengan sebagian besar negara Barat mendukung Kiev.
Putin, sementara itu, telah mencari dukungan di antara negara-negara BRICS. Ia tidak membenarkan atau membantah bahwa pasukan Korea Utara berada di Rusia. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...