Presiden Zimbabwe Dikudeta Militer
HARARE, SATUHARAPAN.COM - Militer mengatakan telah mengambil alih kendali pemerintahan di Zimbabwe dan menegaskan bahwa Presiden Robert Mugabe, yang berkuasa sejak 1980 dalam kondisi selamat.
Setelah merebut TV pemerintah, seorang juru bicara militer mengumumkan bahwa pihaknya kini mengejar orang-orang yang dekat dengan Mugabe.
Aksi pada Selasa (14/11) malam memicu spekulasi kudeta, namun pendukung militer tersebut memujinya sebagai "koreksi tanpa darah.”
Tentara Zimbabwe mengatakan pada hari Rabu (15/11) bahwa mereka menahan Presiden Robert Gabriel Mugabe dan istrinya dan mengamankan kantor-kantor pemerintah serta berpatroli di jalan-jalan ibu kota setelah malam terjadinya kerusuhan termasuk pengambilalihan stasiun televisi negara.
Untuk pertama kalinya, negara di Afrika selatan ini terjadi penentangan militer terhadap Mugabe yang kini berusia 93 tahun. Mugabe merupakan kepala negara tertua di dunia dan salah satu penguasa otoriter terlama.
Mugabe berkuasa sejak Zimbabwe merdeka dari penguasaan minoritas kulit putih pada tahun 1980.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan bahwa dia sudah berbicara dengan Mugabe yang mengindikasikan bahwa dia "ditahan di rumahnya dan baik-baik saja".
Militer juga telah menahan Menteri Keuangan Ignatius Chombo yang merupakan pemimpin faksi 'G40' dalam partai berkuasa ZANU-PF yang dipimpin istri Mugabe, Grace, yang digadang-gadangkan sebagai pengganti Mugabe.
Tentara digelarkan di seluruh ibu kota Harare. Sementara itu partai ZANU-PF menuduh pemimpin militer berkhianat.
Kudeta ini sendiri dipimpin oleh panglima angkatan bersenjata Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga. (apnews.com/bbc.com/AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...