Pringsewu Bahas Percepatan Bebas Buang Air Besar Sembarangan
PRINGSEWU, SATUHARAPAN.COM - Bupati Pringsewu, Lampung, Sujadi Sadad menerima kunjungan kerja Direktur Eksekutif Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi Indonesia (AKKOPSI) dan team Voice For Change Partnership (V4CP) yang terdiri dari Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Mitra Bentala, PKBI Sumatera Barat, LPPM Sumatera Barat dan SNV Indonesia untuk membahas stop buang air besar sembarangan (BABS) pada Selasa (5/9).
Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati selaku juru bicara team V4CP menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai upaya untuk menggali pembelajaran terkait strategi pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam percepatan program bebas buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) 2017 dan Implementasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), dan tujuan program V4CP untuk mengawal implementasi dari semua regulasi yang dibuat oleh pemerintah dalam mewujudkan capaian universal akses bidang sanitasi dan air minum.
“Selain dari AKKOPSI ada dua NGO dari Sumatera Barat yang ingin menggali pembelajaran terkait strategi pemerintah daerah dalam mewujudkan 100 persen akses sanitasi khususnya dalam upaya percepatan ODF 2017 melalui pendekatan STBM, dan Team V4CP merupakan team yang akan mengawal capaian universal akses bidang sanitasi dan air minum seperti yang tertuang dalam RPJMN 2019,” kata Febrilia Ekawati.
Bupati Pringsewu Sujadi Sadat dalam sambutannya menyampaikan bahwa sanitasi merupakan persoalan dasar yang sangat penting yang menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Pringsewu.
“Urusan sanitasi urusan dasar yang berkaitan juga dengan ajaran agama, dimana kebersihan dan kesehatan sebagian daripada iman, Pringsewu ini masih ada rumah tangga yang BAB sembarangan di sungai, kolam dan kebun berarti fasilitasi sanitasinya belum memadahi dan sehat, ini kebutuhan yang setiap hari digunakan dan BAB itu setiap hari dilakukan, dan ini menjadi program prioritas kami untuk mewujudkan ODf 2017 dan mewujudkan sanitasi layak, seperti branding kami jihad sanitasi dan terus berkomitmen agar STBM bisa sukses menghantarkan capaian universal akses,” ungkap Sujadi.
Sedangkan Direktur Eksekutif AKKOPSI Capten Haji Josrizal Zein mengungkapkan Kabupaten Pringsewu saat ini menjadi sorotan baik di tingkat daerah maupun nasional karena program STBM yang dijalankan progresnya luar biasa untuk menyelesaikan persoalan kebutuhan dasar sanitasi.
“Hasil riset World Bank melaporkan bahwa kondisi sanitasi buruk itu menimbulkan kerugian negara senilai 58 triliun per tahun. Rangkaiannya banyak orang kena penyakit berbasis lingkungan karena kondisi sanitasi buruk, harus banyak mengeluarkan biaya buat berobat, tidak bisa bekerja karena sakit dan juga anak-anak malas sekolah karena sanitasi di rumah maupun sekolah buruk, ini saling berkaitan. Kalau seorang pemimpin peduli akan kebutuhan dasar sanitasi, pasti rakyatnya sejahtera karena disitu merupakan bagian dari pintu awal pembangunan manusia, indeks pembangunan manusiannya meningkat, Bupati Pringsewu peduli sanitasi, ini bisa menjadi brand tersendiri untuk Provinsi Lampung,” kata Josrizal. (PR)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...