Priyo: Tak Ada yang Bisa "Nyetting" Paripurna
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua DPR RI sekaligus Pimpinan Rapat Paripurna DPR RI dalam pembahasan RUU Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), pada Kamis (25/9), Priyo Budi Santoso, mengatakan tidak seorang pun bisa men-setting (mengatur) jalannya rapat di gedung parlemen.
"Tidak ada seorang pun di gedung parlemen ini yang bisa mengatur jalannya rapat sendirian, sehebat apa pun dia, apalagi hanya seorang Priyo Budi Santoso," ucap dia saat ditemui di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (26/9).
Menurut Priyo, tindakan mengatur jalannya rapat demi kepentingan sebuah blok atau koalisi tidak boleh dilakukan. Ia menegaskan dapat bekerja dengan naluri independen yang dimilikinya.
"Jadi, rapat paripurna kemarin, Kamis (25/9) berjalan normal, karena semua Anggota DPR RI adalah pemimpin dan merasa dipilih langsung oleh rakyat. Partai saja tidak bisa mendisplinkan mereka, apalagi saya," ujar dia.
Wajar
Wakil Ketua DPR RI itu juga menanggapi keadaan yang terjadi dalam Rapat Paripurna DPR RI pembahasan RUU Pilkada. Menurut dia, semua masih dalam batas wajar dan memperkaya warna demokrasi Indonesia.
"Wajar bila dibandingkan dengan Taiwan yang sampai baku hantam, atau India yang sampai adu jotos. Di Amerika Serikat sendiri perbedaan pendapat terjadi dengan keras tapi masih dalam koridor wajar dan normal," kata Priyo.
"Jadi, biarlah kejadian seperti semalam memperkaya demokrasi Indonesia, apalagi semalam tak ada yang mengumpat dengan bahasa yang tidak layak, masih sebatas argumentatif dan terukur," dia menambahkan.
Menit Terakhir
Priyo pun menyampaikan hasil voting semalam menunjukkan kekuatan Koalisi Merah Putih, dan memiliki dampak berarti. Menurut dia, bila hasil voting kemarin ternyata fraksi di bawah Koalisi Merah Putih kalah, akan memberi dampak psikoligis yang menggoyahkan sendi-sendi bangunan koalisi. "Namun, karena menang dengan tidak mudah, artinya memberi pengaruh cukup berarti," kata dia.
"Tapi ingat, politik itu menit-menit terakhir, segala sesuatu bisa terjadi dan tidak memberi jaminan apa pun. Oleh karena itu seni demokrasi, melobi, dan meyakinkan dari seluruh kekuatan yang ada dibutuhkan," Priyo menegaskan.
Saya Selamat
"Saya bersyukur telah selamat dari lubang jarum dan memimpin dengan keyakinan, bertindak adil, serta terukur, tapi berwibawa dan tegas. Itulah yang saya gunakan dan saya menghormati segala perbedaan yang ada," Priyo mengungkapkan.
Menurut dia, Rapat Paripurna DPR RI pembahasan RUU Pilkada merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan menyedot tenaga luar biasa. "Syukurlah saya bisa menjalankan dengan baik, saya tak mau berkomentar apa pun terkait pendapat orang pada kepemimpinan saya semalam, biarlah setiap orang punya sudut pandang sendiri dan masyarakat Indonesia menilai peristiwa semalam. Tidak ada menang, kalah, dan patut disalahkan," kata dia.
Menurut dia apa yang terjadi kemarin, Kamis (25/9) adalah peristiwa demokrasi yang memperkaya perjalanan demokrasi Indonesia. "Banyak interupsi yang datang bagai hujan deras, kritik pun terjadi hingga merangsek meja pimpinan, itu elok dan menambah warna demokrasi, jadi biarkan berjalan apa adanya," kata sosok yang memimpin jalannya Rapat Paripurna DPR RI dalam pembahasan RUU Pilkada itu.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...