Prodi Doktor Manajemen UKSW Buat Terobosan Syarat Kelulusan
SALATIGA, SATUHARAPAN.COM – Program studi S3 Doktor Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) membuat terobosan baru dalam proses pengujian disertasi mahasiswanya. Mahasiswa yang sudah menjalani ujian akhir tidak perlu lagi melewati tahap ujian terbuka.
Hal itu disampaikan Ketua Program studi Doktor Manajemen, Dr Lieli Suharti PhD, di sela-sela proses yudisium bagi dua mahasiswa prodi yang dikepalainya, Jumat (23/8) di gedung FEB. Menurut Lieli terobosan ini dilakukan untuk menyederhanakan proses ujian bagi mahasiswa program S3.
“Proses ujian yang cukup panjang selama ini menjadi momok bagi mahasiswa yang mengambil program doktoral. Sehingga kami ingin lebih mengefisienkan baik dari segi waktu maupun biaya. Meski begitu kami tidak sedikit pun mengurangi kualitas lulusan. Tuntutan dan syarat yang kami berikan tetap sama,” ujarnya.
Lieli menambahkan pihaknya menyesuaikan syarat dari Dikti yakni hasil penelitian harus terdaftar dalam satu jurnal internasional. Setelah melalui ujian akhir, mahasiswa wajib melakukan revisi dengan batas waktu maksimal satu bulan untuk dapat mengikuti proses yudisium.
Perubahan proses ujian terbuka menjadi yudisium pada prodi Doktor Manajemen FEB ini memperoleh dukungan dari pimpinan UKSW. Pembantu Rektor I bidang akademik, Dr Iwan Setyawan, menyampaikan terobosan ini adalah hal baru yang diharapkan dapat menggenjot jumlah lulusan prodi Doktor Manajemen.
Dalam kesempatan tersebut Iwan berpesan agar lulusan yang dihasilkan tetap dijaga serta ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kontribusi bagi dunia pengetahuan, institusi, dan masyarakat.
Proses yudisium yang baru pertama kali yang belum lama diselenggarakan diikuti dua mahasiswa yakni Suhendrojono dan Damiasih. Predikat cumlaude diterima keduanya yang saat ini tercatat sebagai dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (StiPram) Yogyakarta.
Kepariwisataan DIY
Disertasi yang diangkat oleh Suhendrojono dan Damiasih memiliki fokus pada bidang kepariwisataan. Suhendrojono berhasil mempertahankan disertasi yang berjudul “Pemosisian Perilaku Kepariwisataan Berdasarkan pada Perilaku Konsumen, Produk, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Perilaku Pemasaran di Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Executive Assistant Manager di Ambarrukmo Palace Hotel Yogyakarta ini, penelitian mengenai perilaku kepariwisataan di Indonesia belum banyak dilakukan. Kebanyakan penelitian masih fokus pada potensi-potensi wisata di Indonesia. Dia meletakkan paradigma perilaku kepariwisataan sebagai kerangka konseptual utama dalam melihat dinamika kunjungan wisatawan ke suatu daerah.
Tinjauan yang ditekankan dalam penelitian ini meletakkan tiga acuan, yaitu perilaku konsumen, perilaku produk, dan perilaku pemasaran. Menurutnya, ketiga kerangka acuan ini secara bersamaan jarang digunakan oleh para peneliti sebelumnya dalam melihat isu kepariwisataan.
Dari penelitian tersebut, salah satu hasil temuan Suhendrojono adalah kualitas sumber daya manusia berpengaruh langsung terhadap perilaku kepariwisataan. “Dalam industri pariwisata, SDM memegang peran penting untuk membuat perubahan dan menjadi faktor internal yang berperan secara mendasar dalam membangun sektor pariwisata. Perkembangan industri pariwisata tidak lepas dari kualitas SDM yang ada,” dia menjelaskan.
Damiasih, mengangkat disertasi berjudul “Pencaharian-Kebaharuan: Pemicu Minat Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Damiasih, yang saat ini menjabat sebagai Sekjen Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia tersebut, menjelaskan, pencaharian kebaharuan meliputi alam, budaya, sosial, nilai-nilai religi, sosial kemasyarakatan, iklim, akses, produk wisata dan kemudahan lain yang diberikan atau ditawarkan kepada wisatawan.
Hasil dari penelitiannya menunjukkan, wisatawan mancanegara berminat berkunjung ke DIY karena destinasi wisata yang ditawarkan di Yogyakarta cukup beragam. Hal ini menjadi daya tarik dan minat para wisatawan mancanegara berkunjung ke Yogyakarta untuk mendatangi destinasi wisata seperti wisata sejarah, alam, budaya, dan seni.
“Beranjak dari penelitian saya tersebut dapat dikatakan bahwa selama ini DIY sudah memiliki sejumlah faktor pendukung yang dapat mengundang minat wisatawan mancanegara berkunjung. Namun, tetap perlu adanya kebijakan pariwisata yang berkelanjutan untuk dapat membangun kepercayaan kepada wisatawan mancanegara supaya minat kunjungan wisatawan ke DIY terus meningkat,” dia menambahkan.
Suhendrojono dan Damiasih tercatat sebagai mahasiswa ke-18 dan ke-19 yang diluluskan oleh prodi Doktor Manajemen FEB UKSW. (uksw.edu)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...