Profesor yang Samakan Tuhan Kristen Islam Proses Dipecat
CHICAGO, SATUHARAPAN.COM – Setelah diskors di tempatnya mengajar, Wheaton College, Guru Besar Ilmu Politik Larycia Hawkins—yang menyatakan umat Kristen dan Islam menyembah Tuhan yang sama—akhirnya dipecat.
Hawkins mengatakan dia “kaget” oleh keputusan perguruan tinggi Kristen tersebut untuk memulai proses pemberhentian terhadap dirinya karena ekspresi keyakinannya.
Berbicara pada konferensi pers di mimbar gereja First United Methodist Church di Chicago Temple, Rabu (6/1), Hawkins menegaskan bahwa keyakinan dia tidak akan goyah oleh pernyataan-pernyataan perguruan tinggi yang salah satu alumninya adalah Billy Graham itu.
“Wheaton tidak bisa menakut-nakuti saya menjauhi kebenaran bahwa semua manusia—Muslim, setiap yang rentan, yang tertindas dan sejenisnya—adalah saudara dan saudari saya. Dan, saya dipanggil oleh Yesus untuk berjalan bersama dengan mereka,” katanya .
Pernyataan Hawkins itu diungkapkan sehari setelah ia menerima “Pemberitahuan Rekomendasi untuk Memulai Proses Pemutusan Hubungan Kerja” dari Wheaton. Perguruan tinggi Kristen evangelikal (injili) itu menegaskan dalam sebuah pernyataan di situsnya.
Wheaton mengatakan tidak setuju dengan beberapa fakta yang disajikan dalam konferensi pers, menurut sebuah pernyataan mereka yang diperbarui. Tapi, Wheaton mencatat, “Kampus mengagumi komitmen Dr Hawkins untuk perhatiannya pada sesama kita yang Muslim.”
Ketegangan kampus dengan profesor ilmu politik, yang telah mengajar di Wheaton sejak 2007, dimulai saat ia mengunggah foto dirinya mengenakan jilbab pada halaman Facebook pribadinya pada 10 Desember. Dia mengenakan jilbab selama masa Adven.
Namun, bukan jilbab yang membuat Wheaton memberi skors, menurut salah satu perguruan tinggi terbaik di Amerika Serikat itu, melainkan tulisan yang disertakan dalam foto, “Saya berdiri dalam solidaritas agama dengan umat Islam karena mereka, seperti saya, seorang Kristen, adalah orang-orang yang memiliki Kitab. Dan, seperti kata Paus Fransiskus, kami menyembah Tuhan yang sama.”
Hawkins telah menulis lagi di Facebook dan Twitter yang menegaskan kembali bahwa umat Islam dan Kristen menyembah Tuhan yang sama.
Ini tampaknya “tidak konsisten dengan keyakinan doktrinal Wheaton College,” menurut perguruan tinggi itu. Semua anggota fakultas diwajibkan untuk menandatangani pernyataan iman Wheaton ketika mereka bergabung kampus.
Perguruan tinggi juga meminta Hawkins melakukan “pernyataan wajar tanpa pengecualian solidaritas agama dengan Muslim dan Yahudi,” katanya.
Tapi Gene Green, profesor Perjanjian Baru di Wheaton, mengatakan, “Apa masalahnya?” Hawkins telah memberikan perguruan tinggi pernyataan iman yang “jelas dan tegas”, Green mengatakan. Dan, banyak civitas academica yang bingung tentang mengapa ada terus keraguan terhadap Hawkins, Green menambahkan.
Departemennya kemungkinan akan melakukan diskusi terhadap pertanyaan apakah Muslim dan Kristen menyembah Tuhan yang sama ketika kelas dilanjutkan bulan ini. Namun, katanya, ia meragukan akan ada konsensus. “Itulah keindahannya,” katanya.
Beberapa pemimpin agama, termasuk Pendeta Jesse Jackson dan Ahmed Rehab dari CAIR Chicago, cabang dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relations/CAIR), menyatakan dukungan mereka untuk Hawkins.
Ini “bukan tentang memperlemah pesan Kristen, melainkan inilah yang Yesus ajarkan,” kata Rehab.
Perguruan tinggi memberi Hawkins cuti administrasi sampai 15 Desember. Dan, dia menjawab secara tertulis kepada pertanyaan tentang keyakinan teologisnya dua hari kemudian. Provost yang meyakinkannya itu cukup, katanya. Kemudian, dia diminta untuk diskusi teologis lebih lanjut dan klarifikasi.
Untuk Hawkins, rasanya “aturan terus berubah, tiang gawang terus bergerak,” dan ia menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lain. Dia dan Wheaton menemui “jalan buntu”.
Dalam pernyataannya tanggal 17 Desember dan ditujukan kepada pihak Provost Wheaton Stanton Jones, yang telah diunggah secara online pada Rabu, Hawkins menulis, “Tujuan saya untuk selalu berdiri bersama tetangga Muslim saya keluar dari kasih saya bagi Yesus dan kasih yang saya percaya Dia bagikan untuk seluruh dunia. Hal ini karena kasih saya untuk Yesus bahwa saya telah menegaskan sepenuh hati pernyataan iman Wheaton College selama sembilan tahun saya di College, dan saya terus melakukannya.”
Dia juga mengakui Muslim dan Yahudi berbeda dengan orang-orang Kristen karena mereka menolak Trinitas Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tapi, dia mengutip John Stackhouse, “ketika umat Islam yang saleh berdoa, mereka menyembah Satu Tuhan yang Benar, dan bahwa Tuhan adalah Tuhan.”
Pada Rabu, sebuah petisi change.org berjudul #ReinstateDocHawk telah mengumpulkan lebih dari 54.000 tanda tangan. Hashtag sedang digunakan oleh pendukung profesor di Twitter. Sedangkan, mereka yang mendukung Wheaton menulis di media sosial mereka #ThankYouWheaton.
Hawkins mengatakan dia memiliki “3.000 saudara-saudari baru Muslim.”
Bulan depan, Hawkins akan bertemu dengan pihak kampus sebelum sembilan komite personel fakultas yang terdiri atas dosen tetap dipilih. Panitia akan membuat rekomendasi kepada Presiden Wheaton Philip Ryken, yang kemudian akan membuat rekomendasi kepada Dewan Pengawas Wheaton College.
Profesor itu mengatakan dia percaya akan mendapatkan keadilan dari komite personel fakultas saat ia berkata, “nasib mereka terikat pada nasib saya.”
Dewan akan membuat keputusan akhir mengenai kerja Hawkins dengan perguruan tinggi. (Religion News Service)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...