Profil: Rinaldy A Yunardi, Desainer Aksesori
SATUHARAPAN.COM – Kreativitas Rinaldy A Yunardi tak pernah mengering. Ide, gagasan, angan-angan, mengalir, tak terbatas.
Sosoknya mudah ditemui di acara yang berkaitan dengan pesta mode, terutama pergelaran busana. Kalaupun tak hadir, minimal pencinta mode dan fashion dapat menjumpai karyanya, melengkapi presentasi koleksi busana seorang desainer fashion.
Penggal akhir September lalu, kreativitasnya dapat dinikmati di perayaan dua tahun Central Department Store Indonesia, di Jakarta Pusat.
Desainer aksesori ini memeriahkan perayaan Central Anniversary Flower Extravaganza dengan mempresentasikan 20 aksesori spektakuler. Ia menggarap tampilan baru. Koleksi yang dibuat khusus oleh Rinaldy untuk memeriahkan pergelaran itu terinspirasi dari handbouquet dalam gaya minimalis ala ikebana, seni merangkai bunga gaya Jepang.
Rinaldy mengibaratkan wanita sebagai rangkaian bunga yang cantik, dan ia memadukan presentasinya dalam plexiglass. Karyanya dipresentasikan dengan koleksi label busana dan sepatu eksklusif dari pusat perbelanjaan di Grand Indonesia Shopping Town itu.
Kembali karya aksesorinya juga dapat dinikmati dalam pergelaran IPMI Trend Show 2017, yang digelar di The Hall Senayan City, penggal awal November. Koleksi aksesorinya melengkapi pergelaran busana desainer yang tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) untuk memberi arahan mode ke depan. Di antaranya, aksesori Rinaldy melengkapi presentasi koleksi busana Era Soekamto yang bertajuk “Asmaradhana”.
Dari Keluarga Pekerja Kreatif
Irma Hardisurya, Ninuk Mardiana Pambudy, dan Herman Jusuf dalam buku Kamus Mode Indonesia, menyebut Rinaldy Aviano Yunardi, nama lengkapnya, kelahiran Medan pada 13 Desember 1970, sebagai perancang aksesori yang memiliki ciri desain abstrak dan kontemporer dengan efek elegan dan indah.
Di kalangan sosialita, fashionista, dan selebriti di negeri ini, nama Rinaldy A Yunardi diakui sebagai perancang fashion and art accessories, yang lebih dari 20 tahun memusatkan perhatian melahirkan karya-karya aksesori eksklusif. Choker (kalung ketat, Red) rancangannya yang ikonis, menghiasi leher banyak pesohor di negeri ini. Nama-nama sosok artis tersohor negeri ini menjadi pelanggan tetapnya.
Dilahirkan di tengah-tengah keluarga pekerja kreatif, Rinaldy tidak asing dengan aneka kerajinan tangan. Kebiasaan ibunya membuat kerajinan tanganlah yang memberi banyak pengaruh untuk berkarya di jalur kreatif, sebagai desainer aksesori. Ia belajar secara otodidak hingga pada tahapannya saat ini.
Buku Kamus Mode Indonesia mendeskripsikan karyanya sebagai “banyak menggunakan materi yang terdapat di alam, seperti batu-batuan semimulia dan mulia, bulu, zirkonia, hingga Kristal Swarovski.”
Ketika membuka ruang pamer “Rinaldy A Yunardi Accessories and Lighting” di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 2011, ia memperkenalkan buah kreativitas aksesori siap pakai untuk koleksi sekunder dengan brand RAY. Ia menampilkan desain yang lebih sederhana, dengan harga relatif lebih terjangkau. Namun, seperti pengakuannya saat itu, walau harga lebih terjangkau, ia tetap menjaga eksklusivitas dengan membatasi jumlah produksi. Contohnya, ia hanya membuat koleksi maksimal tiga item, dengan warna berbeda.
Bagi Rinaldy, hadir dengan desain lebih sederhana, tidak mengurangi kesan sophisticated dan mewah pada koleksi sekunder berwujud kalung, anting, gelang, dan topi. Keunggulan kreativitas tampil melalui struktur yang kuat, teknik rumit, serta komposisi warna dan paduan bahan yang berani, berbeda dengan koleksi utama yang lebih gemerlap.
Bukan hanya aksesori, Rinaldy juga mengembangkan ketertarikannya pada desain lampu hias dan cermin dinding untuk melengkapi dekorasi ruang.
Membuka-buka perjalanan hidupnya, bisa dibaca ia mengawali kariernya sebagai desainer aksesori dengan membuat mahkota (crown). Pekerjaan itu ia lakukan di sela-sela aktivitasnya bekerja di perusahaan kakaknya.
Mengakui terdongkak berkat pertemanannya dengan desainer fashion seperti Didi Budiardjo, Sebastian Gunawan, dan Era Soekamto, untuk menyebut contoh, kecintaan dan kerja kerasnyalah yang mengantarkannya pada posisinya saat ini. Bukan hanya mendapatkan kesempatan terlibat dalam pergelaran koleksi busana rancangan desainer fashion tersebut, Rinaldy juga beberapa kali mendapatkan kesempatan menggelar pergelaran tunggal, di antaranya di ajang Bazaar Concerto, yang diselenggarakan Majalah Harper’s Bazaar Indonesia.
Pada tahun 2004 Rinaldy meraih gelar The Best Design of The Year dari Nokia. Ia beberapa kali juga didaulat menjadi juri di berbagai kompetisi fashion. “Itu tandanya ada apresiasi dari penyelenggara kalau saya kompeten di bidang saya,” kata Rinaldy, yang memiliki panggilan akrab Yungyung ini.
Editor : Sotyati
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...