Program Penerjemahan Buku Sastra dan Nonsastra Kemendikbud
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Program penerjemahan karya sastra dan nonsastra Indonesia, tidak berhenti seiring berakhirnya Program Guest of Honour (GoH) atau Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair (FBF) 2015.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melanjutkan program penerjemahan buku sastra dan nonsastra.
Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, di bawah naungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, akan mengadakan kegiatan penerjemahan buku-buku sastra dan nonsastra ke dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman, seperti yang dirilis dari situs badanbahasa.kemdikbud.go.id
Buku-buku tersebut dibagi menjadi empat kategori. Pertama, buku/karya sastra Indonesia yang akan diterjemahkan ke bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman maksimal 30 halaman terjemahan untuk promosi.
Kedua, buku/karya sastra daerah Indonesia ke bahasa Indonesia dan/atau ke bahasa daerah lainnya. Ketiga, buku/karya sastra Inggris, Prancis, dan Jerman ke dalam Bahasa Indonesia. Keempat, buku/karya nonsastra dari bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman ke Bahasa Indonesia.
Melalui Program Penerjemahan Buku/Karya Sastra dan Nonsastra, Kemendikbud mengundang partisipasi dari berbagai kalangan yakni: penerbit, lembaga/institusi kebahasaan dan kesastraan, maupun masyarakat umum untuk mengirimkan buku/karya yang dianggap layak untuk diterjemahkan kepada Panitia Seleksi Buku/Karya untuk program penerjemahan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.
Buku/karya yang masuk akan diseleksi oleh tim independen yang ditunjuk oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. Penerimaan buku/karya yang diajukan paling lambat pada tanggal 20 Februari 2016.
Program penerjemahan karya sastra dan nonsastra dinilai penting, karena dapat mengenalkan dan menyebarluaskan kebudayaan Indonesia ke seluruh dunia melalui karya-karya tersebut. Banyak dukungan dari para sastrawan dan seniman agar pemerintah meneruskan program penerjemahan karya sastra yang telah dilakukan pada Frankfurt Book Fair 2015. Mendikbud Anies Baswedan pun merespons positif aspirasi tersebut. Ia sempat menyatakan komitmennya untuk meneruskan program penerjemahan, tidak hanya untuk karya sastra, tetapi juga karya budaya lainnya.
“Kita menginginkan agar karya Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, melainkan juga di negeri orang. Harus ada upaya serius dalam penerjemahan. Tidak terbatas dalam urusan yang terkait dengan produk sastra saja,” katanya beberapa waktu lalu dalam acara syukuran dan ramah tamah dengan Komite Nasional Indonesia untuk Frankfurt Book Fair 2015 di Jakarta.
Informasi lebih lanjut mengenai persyaratan dan seleksi buku/karya dan seleksi dapat menghubungi Sekretariat Komite Buku dan Penerjemahan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kemendikbud. Atau lihat pengumumannya di tautan berikut: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/1890/Seleksi%20Buku/Karya%20untuk%20Program%20Penerjemahan.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...