Program Praktisi Mengajar Siapkan Para Lulusan Masuk Dunia Kerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan program Praktisi Mengajar menyiapkan para lulusan perguruan tinggi untuk lebih mudah dan sukses dalam masuk ke dunia kerja.
Kepala Program Praktisi Mengajar Gamaliel Waney mengatakan untuk pelaksanaan angkatan kedua tahun 2023 terdapat peningkatan yang signifikan baik dari jumlah mata kuliah kolaborasi maupun jumlah praktisi.
“Kami memberikan apresiasi kepada pimpinan perguruan tinggi karena telah mempercayakan Program Praktisi Mengajar untuk hadir dan memberikan warna baru dalam proses pembelajaran di kelas,” kata Gamaliel di Jakarta, Rabu (17/5).
Untuk pelaksanaan program Praktisi Mengajar angkatan kedua pada 2023 terdapat sebanyak 229 perguruan tinggi dari total 245 perguruan tinggi pelaksana yang menandatangani perjanjian kerja sama.
Selain itu, sebanyak 4.738 praktisi juga akan hadir di kelas perkuliahan dengan 7.935 mata kuliah kolaborasi yang akan dilaksanakan.
Angka tersebut meningkat signifikan mengingat tahun lalu terdapat 4.046 praktisi yang terlibat dan 4.966 mata kuliah kolaborasi.
Gamaliel menjelaskan pelaksanaan program Praktisi Mengajar angkatan pertama pada tahun lalu mendapatkan penerimaan yang sangat baik dari perguruan tinggi, dosen, praktisi, dan mahasiswa.
Pelaksanaan angkatan pertama telah menghasilkan lebih dari 4.500 mata kuliah kolaborasi yang melibatkan ribuan praktisi di lebih dari 250 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Capaian itu selaras dengan tujuan program ini yaitu mendorong kolaborasi aktif dosen juara dan praktisi ahli agar tercipta pertukaran ilmu serta keahlian antara sivitas akademika di perguruan tinggi dengan profesional di dunia kerja.
Kolaborasi ini dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas baik secara luring maupun secara daring.
Dalam program ini, mata kuliah dirancang dan dikelola secara bersama atau secara kolaboratif antara dosen dengan praktisi sehingga mahasiswa memperoleh pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.
Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat lebih siap untuk terjun ke dunia kerja, dan menjadi pemimpin masa depan dalam berbagai pilihan karier sesuai minat dan potensi masing-masing.
Plt. Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek Muhammad Fajar Subkhan menambahkan, sistem pendidikan perlu disesuaikan guna menghubungkan teori dan praktik di lapangan.
“Itu supaya pembelajaran di perguruan tinggi lebih relevan dengan perubahan sosial budaya serta kebutuhan dunia kerja, dan lulusan yang dihasilkan menjadi intelektual yang siap berkarya,” ujar Fajar.
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...