Loading...
FOTO
Penulis: Sabar Subekti 15:03 WIB | Rabu, 07 Agustus 2024

Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina

Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina
Seorang pria memanjat untuk mengikatkan tali di kepala patung besar Sheikh Mujibur Rahman, ayah dari pemimpin Bangladesh, Sheikh Hasina, saat para pengunjuk rasa mencoba merobohkannya setelah ia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri, di Dhaka, Bangladesh, hari Senin, 5 Agustus 2024. (Foto: AP/Rajib Dhar)
Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina
Seorang polisi mengarahkan senjatanya ke arah para pengunjuk rasa selama jam malam yang diberlakukan menyusul kekerasan selama protes terhadap Perdana Menteri Sheikh Hasina dan pemerintahannya, di Dhaka, Bangladesh, hari Senin, 5 Agustus 2024. (Foto: AP/Rajib Dhar)
Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina
Para pengunjuk rasa merayakan di gedung Parlemen setelah mendengar berita pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina, di Dhaka, Bangladesh, hari Senin, 5 Agustus 2024. (Foto: AP/Fatima Tuj Johora)
Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina
Para pengunjuk rasa antipemerintah merayakan di luar Parlemen Bangladesh setelah mendengar berita pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina, di Dhaka, Bangladesh, hari Senin, 5 Agustus 2024. (Foto: AP/Abid Hasan)
Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina
Para pengunjuk rasa anti pemerintah merayakan kemenangan mereka di luar Parlemen Bangladesh setelah menerima berita pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina, di Dhaka, Bangladesh, hari Senin, 5 Agustus 2024. (Foto: AP/Abid Hasan)
Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina
Petugas keamanan Bangladesh berjaga di jalan di Dhaka, Bangladesh, hari Senin, 5 Agustus 2024. (Foto: AP/Fatima Tuj Johora)
Protes dan Jatuhnya PM Bangladesh, Sheikh Hasina
Orang-orang membawa seorang pengunjuk rasa yang terluka dengan becak ke rumah sakit setelah ia ditembak oleh polisi selama protes terhadap Perdana Menteri Sheikh Hasina dan pemerintahannya, di Dhaka, Bangladesh, hari Senin, 5 Agustus 2024. (Foto: AP/Rajib Dhar)

DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Puluhan ribu pengunjuk rasa menyerbu ibu kota Bangladesh dalam kegembiraan dan kemarahan setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri pada hari Senin (5/8) untuk mengakhiri 15 tahun kekuasaannya dan meninggalkan negara itu.

Protes selama beberapa pekan dimulai dengan damai ketika mahasiswa yang frustrasi menuntut diakhirinya sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah, tetapi protes tersebut berubah menjadi pemberontakan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Hasina dan partai Liga Awami yang berkuasa. Kemarahan juga masih ada sejak pemilihan umum bulan Januari, yang mengakibatkan pemenjaraan ribuan anggota oposisi.

Pemerintah menanggapi protes tersebut dengan kekerasan, menewaskan hampir 300 orang dan memicu kemarahan lebih lanjut. Perdana menteri menyebut para pengunjuk rasa sebagai penjahat dan mengatakan mereka harus diperlakukan dengan tangan besi.

Selama akhir pekan, para pengunjuk rasa menyerukan upaya "tidak bekerja sama", mendesak orang-orang untuk tidak membayar pajak atau tagihan listrik dan tidak masuk kerja. Kekerasan akhir pekan tersebut menewaskan puluhan orang di negara berpenduduk lebih dari 160 juta orang yang mayoritas Muslim itu.

Pada hari Senin, para pengunjuk rasa menentang jam malam militer untuk berbaris ke pusat ibu kota. Kali ini, pasukan ditarik mundur. Ketika akses internet dipulihkan, orang-orang mulai merayakan di jalan-jalan. Ribuan orang menyerbu kediaman resmi perdana menteri, dan Hasina melarikan diri.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home