Protes Perubahan Sistem Peradilan, Perwira Elite Israel Akan Mogok
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Ratusan perwira elite di cadangan militer Israel mengatakan mereka tidak akan muncul untuk bertugas mulai hari Minggu (19/3) sebagai protes atas rencana pemerintah untuk merombak sistem peradilan.
Tanggal pasti adalah pertama kalinya ditetapkan untuk protes politik yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam dinas keamanan. Perombakan hukum kontroversial Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memicu protes massal selama beberapa pekan di seluruh Israel di tengah situasi keamanan yang memburuk di Tepi Barat yang diduduki dan meningkatnya ketegangan dengan warga Palestina.
Dalam dua surat terpisah yang diterbitkan Kamis, sekitar 750 perwira elite dari Angkatan Udara, pasukan khusus, dan Mossad mengancam akan berhenti menjadi sukarelawan untuk bertugas. Pembicaraan yang biasanya tabu menggarisbawahi seberapa dalam rencana perombakan itu telah memecah belah Israel dan sekarang merobek apa yang dilihat oleh orang Yahudi Israel sebagai institusi mereka yang paling dihormati, militer.
Setelah menyelesaikan tiga tahun wajib militer, banyak orang Israel melanjutkan sebagai cadangan hingga usia 40-an, ketika layanan menjadi sukarela. Pasukan cadangan adalah tulang punggung pasukan ketika krisis keamanan meletus, dan secara teratur bertugas dalam operasi kompleks di luar negeri.
Seratus perwira elite Angkatan Udara, termasuk dua mantan kepala, mengatakan dalam sebuah surat terbuka yang dilaporkan oleh Channel 12 News, program televisi utama Israel, bahwa pemerintah Netanyahu menumbangkan keamanan dan demokrasi negara.
“Kami khawatir bahwa mengikuti perintah militer akan menjadi pelanggaran terhadap sumpah kami, hati nurani kami, dan misi kami,” bunyi surat cadangan Angkatan Udara.
Sekitar 650 lebih petugas dari pasukan khusus cadangan dan unit dunia maya mengatakan dalam surat terpisah bahwa, “Kami tidak akan melayani kediktatoran. Kontraknya rusak. Kami siap memberikan hidup dan jiwa kami dan pemerintah harus memberikan tanggung jawab dan kewarasan.”
Petugas menunjuk pada pernyataan pada awal Maret oleh Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, di mana dia menyarankan untuk menghapus sebuah kota Palestina di Tepi Barat yang diserang oleh pemukim Yahudi. Smotrich kemudian mundur, dengan mengatakan dia tidak bermaksud agar Hawara dihapus tetapi agar Israel beroperasi secara di dalamnya melawan militan Palestina.
"Anda menginginkan kediktatoran, Anda akan membayar harga penuh," tulis mereka.
Kepala staf militer Israel, Herzi Halevi, telah bertemu dengan para perwira yang memprotes dan memperingatkan Netanyahu tentang ketidakpuasan yang meningkat di jajaran. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...