Proyek Diorama Miniatur Tugu Golong Gilig Kurang Dana
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Proyek diorama miniatur Tugu Golong Gilig atau Tugu Jogja ternyata menuai masalah. Masalah yang muncul terkait dengan proyek yang dibangun di sebelah tenggara Tugu Jogja tersebut adalah kekurangan anggaran pada salah satu dari tiga bagian diorama yang menurut rencana akan dibuat. Menurut rencana, kekuarangan dana akan ditutupi melalui pengajuan dana keistimewaan (danais) 2015.
“Pemda DIY kini tengah membangun diorama Tugu Golong Gilig. Namun, di tengah proses pembangunan, ternyata terdapat kekurangan dana. Kekurangan dana tersebut akan ditalangi dengan pengajuan melalui danais 2015. Jadi pada awal tahun 2015 nanti, diorama Tugu Golong Gilig akan resmi dibuka,” kata Kepala Seksi Purbakala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi pada Sabtu (1/11).
Dian menambahkan, bahwa kekurangan dana tersebut tidak banyak dan masih bisa ditalangi. Lebih lanjut, Dian menjelaskan bahwa nantinya terdapat tiga diorama dan satu maket yang menjelaskan tentang sejarah Tugu Yogyakarta. Selain itu, di sekitar diorama Tugu Golog Gilig juga akan dipasang videotron.
“Dalam rencana akan dibuat tiga diorama dan satu maket yang menjelaskan sejarah Tugu Yogyakarta. Selain itu, kami juga akan menyiapkan sebuah videotron yang berfungsi untuk menjelaskan secara audio-visual tentang sejarah Tugu Yogyakarta. Namun, videotron ini khusus digunakan untuk menerangkan tentang sejarah Tugu Yogyakarta dan tidak bisa digunakan sebagai media iklan,” jelas Dian
Diorama Tugu Golong Gilig merupakan upaya untuk mengembalikan lagi sejarah tentang Tugu Jogja. Seperti diketahui, bentuk Tugu Jogja atau Tugu Pal Putih, pada awalnya tidak seperti yang kita lihat saat ini. Bentuk Tugu Jogja pada awalnya berupa “golong-gilig”. Oleh karena itu, Tugu Jogja dikenal dengan nama Tugu Golong Gilig. Namun, bentuk Tugu Golong Gilig tersebut mengalami perubahan secara drastis setelah terjadi gempa besar yang melanda Yogyakarta pada 1867. Akibat gempa tersebut, Tugu Golong Gilig yang memiliki ketinggian 25 meter runtuh. Pascagempa, Pemerintah Hindia Belanda membangun kembali Tugu Golong Gilig, namun dengan bentuk yang sangat berbeda, sebagaimana yang dapat kita lihat hingga hari ini. Usai pembangunan, nama Tugu Golong Gilig diganti dengan nama Tugu Pal Putih, atau dalam bahasa Belanda disebut De Witt Paal.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...