Puan Maharani Tunggu Laporan Lengkap Konflik Tolikara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani, masih menunggu laporan yang lengkap terkait konflik di Tolikara Papua akibat pembagian bantuan pemerintah yang tidak rata.
“Sampai sekarang saya masih menunggu laporan yang lengkap soal kerusuhan Tolikara Papua, itu memang ada laporan pemberian bantuan yang tidak terbagi secara adil dan merata,” kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Selasa (26/4).
Namun, kata Puan, kondisi alam memang tidak memungkinkan. Ia mengatakan timnya sedang menuju kesana (Tolikara).
"Tim pemerintah sudah di Tolikara untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan sehingga memang kalau itu benar terjadi jangan sampai terjadi lagi atau semakin melebar," kata dia.
"Sesuai kewenangan, saya meminta BNPD untuk tetap siap siaga disana untuk melakukan langkaah-langkah yang memang perlu dilakukan kemudian koordinasi ke pusat," dia menambahkan.
Bantuannya itu sebenarnya, kata Puan, sudah dilakukan pada saat pemerintahan presiden Joko Widodo. Bantuan itu diberikan melalui dana otonomi khusus dilakukan oleh gubernur setempat.
“Saat ini saya memang masih mengecek apakah bantuan itu masih terus dilakukan, lalu siapa yang melakukan distribusinya karena memang itu tidak melalui pemerintah pusat, tapi melalui anggaran APBD yang diberikan melalui dana otonomi khusus,” kata dia.
Sebelumnya kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Feri Kagoya mengatakan terjadi konflik di Tolikara antara warga Distrik Gika dan Distrik Panaga sejak 9 April 2016 hingga Minggu (24/4).
“Warga kedua distrik saling serang. Bahkan, mereka menggalang kekuatan dari distrik-distrik lain yang masih punya hubungan kekerabatan. Banyak yang sudah mengungsi ke distrik-distrik tetangga," kata Feri.
Akibat konflik tersebut, sedikitnya dua orang tewas, 17 luka berat, dan 15 lainnya luka ringan. Kerugian materi diperkirakan sebanyak 95 rumah hangus dibakar, sejumlah lahan pertanian rusak, dan hewan ternak dijarah.
Menurut Feri, sebenarnya sudah ada kesepakatan damai dari tetua adat dari masing-masing distrik. Sejumlah personel TNI dan Polri pun telah berada di lokasi konflik.
Namun, dia mengkhawatirkan adanya kerusuhan lanjutan apabila tidak ada penanganan lanjutan mengingat kedua kubu masih menyimpan dendam.
“Kedua kelompok kini masih siap siaga satu. Warga menyiapkan anak panah, tombak, dan parang."
Penyebab
Penyebab konflik tersebut, sebagaimana dipaparkan Feri, adalah kecemburuan mengenai pembagian dana bantuan pemerintah.
“Warga salah satu distrik merasa dana bantuan ke distrik lain jauh lebih besar. Ini menjadi pemicu," kata dia.
Tetapi, Bupati Tolikara, Usman Wanimbo, membantah bantuan dana pemerintah menjadi penyulut aksi kekerasan. Dia bersikeras bahwa pertikaian antarwarga disebabkan masalah perzinahan.
“Tidak ada sangkut pautnya dengan dana bantuan pemerintah. Ini murni semata-mata perzinahan. Warga salah satu distrik yang marah berupaya membalas dendam ke distrik lain,” kata Usman.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...