Publik Jerman Anggap “Kostum Nazi Dhani” Lucu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seorang pengajar di Universitas Bonn, Jerman, Berthold Damshauser mengatakan publik di Jerman tidak terlalu anggap serius aksi Ahmad Dhani, yang mengenakan pakaian mirip seragam Nazi. Justru setelah melihat video dukungan pada Calon Presiden Prabowo Subianto tersebut, mereka menganggap sebagai suatu hal lucu.
"Ada sekitar 50-60 orang yang mengomentari berita ini dan rata-rata menganggapnya sebagai hal lucu. Mereka menyimpulkan orang-orang di Indonesia—dan di negara lain—tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang sejarah Jerman," kata Damshauser, seperti dikutip dari bbc.co.uk, Kamis (26/06).
Ia pun menuturkan bahwa publik Jerman tidak kecewa atau marah bila simbol Nazi dipakai di negara lain.
"Mereka tidak akan marah. Mereka hanya geleng-geleng kepala saja. Publik Jerman paham bahwa semakin jauh letak negara dari Jerman, makin kecil pemahaman mereka tentang sejarah Jerman," ucap Damshauser.
Dhani mengenakan baju hitam dengan kantung di dada berwarna merah dan lencana di kerah, mirip seragam yang dipakai komandan paramiliter Nazi Schutzstaffel (SS).
Hanya Dekorasi Saja
Juru bicara tim Prabowo-Hatta, Sudrajat, menyatakan bahwa seragam Dhani ini mestinya dilihat dari sisi ekspresi seni.
"Itu cuma dekorasi saja. Orang punya kebebasan untuk memakai kostum menurut seleranya, walaupun tidak otomatis bermaksud menampilkan citra tersendiri terhadap kostum itu," kata Sudrajat. Di Jerman mengenakan simbol-simbol Nazi termasuk tindak pidana.
Damshauser menjelaskan di Jerman ada sebagian kecil kalangan yang suka dengan Nazi dan kadang mereka juga mengenakan simbol-simbolnya.
"Tapi mereka memakai simbol itu tidak utuh, hanya sebagian, untuk menghindari hukum," kata Damshauser.
Bisa Ditinggal
Sementara itu, Professor Bernhard Dahm dari Universitas Passau mengatakan kasus Dhani ini jika terjadi di Jerman akan berdampak sangat besar.
"Jika dalam kampanye calon memakai simbol Nazi, ia bisa langsung ditinggalkan. Orang-orang masih ingat dengan akibat yang dilakukan Nazi pada sejarah Jerman, terutama bagi mereka yang hidup di era Nazi," Dahm menambahkan.
"Kalau sekarang ada sejumlah anak-anak muda di Jerman yang diam-diam mengagumi dan memakai simbol Nazi, mereka akan dinilai sebagai orang-orang yang bebal," katanya.
Editor : Bayu Probo
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...