Pulangkan Etnis Uighur, Thailand Membela Diri
THAILAND, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Thailand membela diri atas keputusannya memulangkan 109 orang dari etnis Uighur ke Tiongkok pada pekan ini. Thailand membela diri setelah kebijakan itu dikecam oleh berbagai pihak.
Seorang juru bicara Pemerintah Thailand mengatakan pemulangan sudah sesuai dengan hukum internasional. Ditambahkan, Pemerintah Thailand tidak memulangkan paksa seluruh orang Uighur yang ditahan di negara itu, meskipun diminta oleh Tiongkok dan hanya sebagian saja yang dipulangkan.
Pada tahun lalu, Thailand menahan hampir 400 orang Uighur. Tercatat 172 orang dikirim ke Turki, terutama perempuan dan anak-anak. Dikatakan oleh Departemen Luar Negeri Thailand, mereka adalah warga negara Turki walaupun kenyataannya berasal dari Tiongkok.
Adapun yang dikirim pulang ke Tiongkok adalah laki-laki. Etnis Uighur pada umumnya tinggal di Provinsi Xinjiang.
Sejumlah kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka yang dipulangkan ke Tiongkok terancam disiksa.
Kebijakan Thailand memulangkan orang Uighur memicu protes keras di Turki. Unjuk rasa bahkan diwarnai dengan kekerasan ketika pemrotes menyerbu konsulat Thailand di Istanbul pada Rabu malam (8/7) dan protes berlanjut keesokan harinya.
Akibatnya pada hari Jumat (10/7) Thailand menutup sementara kedutaan besarnya di Ankara dan konsulatnya di Istanbul.
Sementara itu, sentimen anti-Tiongkok di Turki belakangan meningkat terkait laporan adanya pembatasan berpuasa di Provinsi Xinjiang.
Etnis Uighur dari wilayah barat Tiongkok memang memiliki ikatan budaya dan agama yang kuat dengan Turki. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...